√ Distribusi | Pengertian, Jenis-Jenis, Tujuan, dan Faktor

Dalam kehidupan sehari-hari khususnya kegiatan ekonomi pasti tidak akan terpisah dengan kegiatan distribusi atau pendistribusian.

Orang atau pihak yang mendistribusikan dinamakan distributor. Dengan adanya distribusi, barang atau jasa yang sudah diproduksi oleh produsen akan sampai ke konsumen.

Pengetahuan mengenai distribusi perlu dipelajari lebih dalam untuk anda yang ingin menjadi pembisnis yang handal.

Nah, artikel kali ini akan dijabarkan informasi mengenai distributor. Yuk simak penjelasan berikut ini!

Pengertian Distribusi

pengertian distribusi

Apa itu distribusi? Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) distribusi adalah penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat.

Penyaluran barang dan jasa teresbut dilakukan oleh produsen kepada konsumen.

Dapat diartikan bahawa penyaluran tersebut dilakukan oleh produsen atau perusahaan untuk menjaga keberlangsungan hidup perusahaan tersebut.

Bidang penyaluran atau pengiriman dalam dunia bisnis sangatlah penting, baik pengiriman jarak dekat maupun jarak jauh, salah satunya adalah sebagai alat pemasaran.

Apabila perusahaan tidak menyalurkan barang yang sudah diproduksinya maka barang atau produk tersebut akan menumpuk di gudang dan biaya produksi memungkinkan dapat meningkat.

Dan apabila mengalami peningkatan, kemungkinan konsumen tidak akan tertarik lagi dengan barang tersebut dan produsen akan mengalami dampaknya yaitu kerugian.

Setiap perusahaan pasti memiliki kebijakan tersendiri dalam melakukan pendistribusian barang.

Semakin barang sampai ke konsumen dengan tepat waktu maka semakin puas pula konsumen dengan pelayanan tersebut.

Jenis-Jenis Distribusi

jenis-jenis distribusi

Perlu kamu tahu bahwa distribusi ini mempunyai beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Distribusi Intensif

Distribusi secara intensif adalah distribusi atau penyaluran yang dilakukan oleh produsen untuk mengirim barang atau produk kepada retail.

Retail tersebut akan menjual barang tersebut ke konsumen. Namun tidak semua barang atau produk disalurkan dengan metode ini.

Hal ini dikarenakan tidak semua produsen atau perusahaan memiliki kebijakan menyalurkan secara intensif.

Biasanya perusahaan yang menerapkan kebijakan ini merupakan perusahaan yang memiliki hasil produksi yang laris atau yang mudah dijual dipasaran.

Sebelum menerapkan distribusi secara intensif, anda perlu memikirkan secara matang supaya tidak mengalami kerugian.

2. Distribusi Eksklusif

Distribusi secara eklusif adalah distribusi atau penyaluran barang sebesar besarnya.

Secara umum, distribusi secara eksklusif dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak yaitu produsen dan konsumen atau pengecer.

Jenis distribusi ini dikatakan eksklusif dikarenakan biasanya barang yang dikirim merupakan barang yang eksklusif.

Oleh karena itu, jenis distribusi eksklusif cocok diterapkan oleh perusahaan yang memproduksi barang yang eksklusif dan menginginkan produknya dikenal konsumen.

Semakin sering distribusi tersebut dilakukan, maka semakin banyak pula konsumen yang akan mengenal produk tersebut.

3. Distribusi Selektif

Distribusi secara selektif adalah jenis distribusi yang digunakan sebagai solusi supaya barang atau produk disalurkan dengan baik.

Umumnya, distribusi jenis ini dilakukan pada daerah tertentu saja dikarenakan barang atau produk yang dijual dinilai akan laris didaerah tersbut.

Misalnya adalah produsen pakaian yang sudah memiliki brand besar dan sudah terkenal, produsen tersebut akan menyalurkan produknya ke daerah yang sudah memiliki toko eksklusif.

Barang atau produk yang akan didistribusikan akan diseleksi secara maksimal sehingga konsumen akan merasa senang, dan apabila konsumen merasa senang maka produk tersebut akan menyebar.

4. Distribusi Langsung

Distribusi secara langsung adalah jenis distribusi yang dilakukan oleh produsen atau perusahaan secara langsung atau dengan kata lain produsen tersebut tidak menggunakan jasa pihak ketiga untuk melakukan distribusi.

Sebelum menerapkan distribusi jenis ini, anda harus memikirkan secara matang agar proses pendistribusian dapat berjalan dengan lancar.

Namun distribusi secara langsung ini juga banyak digunakan produsen, seperti petani, nelayan, pedagang, dan masih banyak lainnya.

5. Distribusi Tidak Langsung

Ditribusi secara tidak langsung adalah jenis distribusi yang tidak dilakukan langsung oleh perusahaan atau produsen namun menggunakan pihak ketiga, baik perorangan maupun perusahaan distributor.

Apabila menggunakan jenis distribusi ini, sebaiknya memastikan distributor tersebut dapat dipercaya, professional, dan memiliki servis yang bagus.

Sehingga barang yang dikirim akan sampai dengan tepat waktu dan kondisi barang aman.

Tujuan Distribusi

tujuan distribusi

Sebagai salah satu kegiatan di bidang ekonomi pasti memiliki tujuan yang pasti. Berikut ini adalah tujuan dari distribusi, antara lain :

1. Meningkatkan Nilai Jual Produk

Tujuan distribusi yang pertama adalah untuk meningkatkan nilai jual suatu barang atau produk hasil produksi.

Semakin jauh jarak yang harus disalurkan oleh distributor, maka nilai jual barang atau produk tersebut semakin tinggi.

Misalnya barang yang dikirim dari Jakarta ke Papua memiliki nilai jual yang tinggi dibanding dengan barang yang dikirim ke Jawa Tengah.

2. Menjaga Kestabilan Ekonomi

Dengan adanya kegiatan distribusi barang, suatu negara akan terjaga kestabilan ekonominya, oleh karena itu distribusi mempengaruhi perekonomian negara.

Umumnya, perusahaan yang sudah cukup besar memiliki armada khusus untuk menyalurkan barangnya ke konsumen.

Selain menghemat pengeluaran, perusahaan juga akan lebih bisa menjaga kualitas produk dan dapat sampai ke tujuan dengan tepat waktu.

3. Menyalurkan Barang atau Produk ke Konsumen

Salah satu tujuan dari distribusi adalah menyalurkan barang atau produk ke konsumen.

Hal ini dikarenakan apabila barang tidak didistribusikan maka stok barang di perusahaan akan menumpuk dan mubazir.

Dan apabila barang didistribusikan tidak tepat waktu maka perusahaan akan mendapatkan nilai tidak baik dari konsumen dan konsumen tidak puas.

Oleh karena itu, perusahaan setidaknya memilih atau melakukan pendistribusian dengan maksimal sehingga konsumen merasa puas.

4. Memberikan Jaminan Kualitas Barang

Sebuah perusahaan harus menjamin barang yang sudah diproduksinya berkualitas dan berjalan dengan baik sehingga konsumen tidak kecewa.

Dalam hal ini perusahaan memproduksi barang dengan kualitas yang baik yang kemudian disalurkan ke konsumen oleh distributor menggunakan pihak ketiga agar barang sampai ke konsumen dengan aman.

5. Mengembangkan Kualitas Produksi

Tujuan distributor yang terakhir adalah untuk menjaga, menjamin, dan mengembangkan kualitas barang atau produk dengan baik.

Perusahaan biasanya meminta penilaian dari konsumen mengenai barang dan distribusi tersebut.

Dengan penilaian ini lah perusahaan dapat mengembangkan kualitas barang agar dapat berkembang dan bersaing dengan kompetitor lainnya.

Faktor-Faktor Distribusi

faktor-faktor distribusi

Kesuksesan suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan distribusi disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain:

1. Modal

Setiap perusahaan memiliki modal yang berbeda-beda untuk memulai bisnisnya khususnya dalam kegiatan distribusi barang.

Modal perusahaan akan mempengaruhi lebih panjang atau pendeknya distribusi dan modal akan menentukan pembayarannya, harus tunai atau bisa dengan kredit.

2. Sifat Barang

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas proses distribusi adalah sifat barang, oleh karena itu perusahaan perlu mengecek sifat barang tersebut.

Mengecek apakah barang tersebut barang yang tahan lama atau yang cepat rusak.

Dengan langkah ini, perusahaan lebih mudah mengetahui mana barang yang cepat rusak atau busuk dan harus didistribusikan terlebih dahulu.

3. Biaya

Faktor penentu distribusi adalah biaya, biaya bisa dikatakan sebagai kunci dari berbagai kegiatan ekonomi khususnya distribusi.

Hal ini dikarenakan biaya dapat mempengaruhi kualitas distribusi maupun lamanya waktu distribusi tersebut.

4. Tingkat Keuntungan

Tingkat keuntungan perusahaan harus diperhatikan juga karena tingkat keuntungan berkaitan dengan keberlangsungan sebuah perusahaan.

Apabila perusahaan melakukan distribusi barang mengalami kerugian maka perusahaan harus mengubah sistem distribusi atau menghentikan sistem distribusi seperti itu.

5. Sifat Pembayaran

Sifat pembayaran barang pada umumnya disesuaikan dengan jenis barang yang dikirim dan biasanya barang dengan harga yang relatif murah menggunakan sistem pembayaran secara tunai.

Namun untuk barang dengan harga yang relatif mahal biasanya menggunakan sistem pembayaran kredit.

6. Jumlah Penjualan

Jumlah penjualan barang akan mempengaruhi harga dari kegiatan distribusi.

Misalnya distribusi barang dengan jumlah yang banyak akan mempengaruhi nilai jual barang tersebut menjadi lebih murah.

Tinggalkan komentar