Sudah tidak asing dengan istilah inflasi bukan? Sesekali pasti sudah kita mendengar kata tersebut. Apalagi untuk kondisi sekarang ini banyak pemberitaan yang menyangkut stabilitas perekonomian.
Pada dasarnya kita perlu mengetahui istilah ekonomi. Pastinya sebagai pelaku ekonomi kita juga memperhatikan tentang naik dan turunnya harga barang. Fenomena tersebut yang dikenal dengan sebutan inflasi.
Inflasi sangat besar pengaruhnya, karena akan menentukan harga pasar semua kebutuhan sehari-hari. Selain itu juga berpengaruh terhadap para pengusaha karena berkaitan dengan operasional perusahaan.
Kenaikan harga bersifat sementara seperti kenaikan harga menjelang Hari Raya Idul Fitri tidak termasuk inflasi. Secara garis besar penyebab inflasi karena uang yang beredar dimasyarakat lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Nah, untuk lebih jelasnya dalam artikel ini akan dijelaskan secara rinci mengenai apa itu Inflasi?
Pengertian Inflasi

Menurut KBBI inflasi disebut kemerosotan nilai uang karena banyak uang beredar menyebabkan naiknya harga barang.
Inflasi diartikan kenaikan harga barang jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Badan Pusat Statistik menyebut infalsi adalah keadaan perekonomian negara dimana ada kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa dalam kurun waktu panjang.
Disebabkan karena tidak ada keseimbangan arus uang dan barang. Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Kemudian terdapat istilah deflasi kebalikan inflasi yakni penurunan harga barang secara terus menerus. Inflasi berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Antara lain, konsumsi masyarakat meningkat, berlebihnya likuiditas yang memicu konsumsi atau spekulasi, sampai termasuk akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Ketidakstabilan ekonomi dan tingkat penjualan menimbulkan inflasi (proses menurunnya mata uang secara kontinu).
Inflasi disebut proses suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga. Artinya tingkat harga tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
Inflasi sebagai indikator dalam melihat tingkat perubahan. Dianggap terjadi apabila kenaikan terus menerus dan saling berpengaruh.
Istilah inflasi digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang dilihat sebagai penyebab naiknya harga.
Tingkat inflasi diukur dengan indikator Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi yang diukur IHK kemudian dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran, berikut diantaranya :
- Kelompok bahan makanan.
- Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.
- Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar.
- Kelompok sandang.
- Kelompok kesehatan.
- Kelompok pendidikan, rekreasi, dan keluarga.
- Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli

Untuk lebih jelas tentang pengertian inflasi, berikut ini ada beberapa pendapat yang disampaikan oleh para ahli:
1. A. P. Lahnerinflasi
Inflasi adalah keadaan dimana sudah terjadi kelebihan suatu permintaan atas barang-barang didalam suatu perekonomian dengan cara menyeluruh.
2. Dwi Eko Waluyo
Inflasi adalah salah satu bentuk dari penyakit ekonomi yang sering terjadi dan dialami hampir semua negara. Kecenderungan kenaikan suatu harga pada umumnya dan terjadi secara terus menerus.
3. Marcus
Inflasi adalah sebuah nilai pada saat tingkat dari suatu harga barang atau jasa pada umumnya yang mengalami kenaikan.
4. Mc. Eachern
Inflasi adalah keadaan dimana kenaikan secara terus menerus dalam rata-rata tingkat suatu harga.
Jika harga berfluktuasi, maksudnya keadaan bulan ini naik dan bulan depan turun, bila dalam kenaikan harga itu bukanlah termasuk inflasi.
5. Nanga
Inflasi adalah suatu gejala tingkat dari satu harga pada umumnya mengalami kenaikan terus menerus. Namun jika kenaikan harga hanya satu kali maka tidak bisa dikatakan inflasi.
6. Nopirin
Inflasi adalah suatu proses dari kenaikan harga pada umumnya dan akan bergerak terus menerus, misalnya barang kebutuhan sehari-hari.
7. Nordhaus dan Samuelson
Menurut keduanya inflasi dikatakan suatu keadaan dari kenaikan harga pada umumnya.
8. Rahardja
Inflasi adalah kecenderungan atas harga yang berguna untuk meningkatkan secara terus menerus pada umumnya.
Ketika harga mengalami kenaikan hampir sebagian besar dari harga umumnya itulah yang disebut inflasi.
9. Rimsky K. Judisseno
Inflasi adalah salah satu kejadian dimana moneter yang ditunjukan dari satu kecenderungan dari naiknya harga barang-barang pada umumnya.
Hal tersebut menandakan sedang terjadi penurunan tingkat nilai mata uang.
10. S. Sukirno
Inflasi adalah suatu proses ketika terjadinya suatu kenaikan harga yang berlaku terhadap perekonomian.
11. Weston dan Sopeland
Inflasi adalah suatu keadaan dibidang ekonomi yang sedang ditempa oleh suatu kenaikan di tingkat harga yang paling tinggi serta tidak bisa untuk dicegah atau dikendalikan.
12. Winardi
Inflasi adalah suatu periode dimana pada masa tertentu, terjadi ketika suatu kekuatan dalam membeli terhadap kesatuan moneter menurun.
Dari pengertian tersebut dapat timbul jika nilai uang beredar lebih banyak atas jumlah barang jasa yang ditawar.
13. Gerald J. Thuesen dan W. J. Fabrycky
Inflasi adalah suatu keadaan yang menggambarkan suatu perubahan atas tingkat harga dalam sebuah perekonomian.
Tidak ada negara yang tidak mengalami inflasi, negara maju juga mengalaminya.
Disagregasi Inflasi

Disagregasi inflasi ini dilakukan untuk menghasilkan indikator inflasi yang menggambarkan pengaruh dari faktor fundamental. Di Indonesia disagregasi inflasi IHK dikelompokkan menjadi:
1. Inflasi Inti
Inflasi inti adalah komponen inflasi yang menetap di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti:
- Interaksi permintaan dan penawaran.
- Lingkungan eksternal, nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang.
- Ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.
2. Inflasi Non Inti
Inflasi non inti adalah komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitas nya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari:
Inflasi Komponen Bergejolak | Inflasi dominan dipengaruhi oleh kejutan dalam kelompok bahan makanan. Seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun internasional. |
Inflasi Komponen Harga Diatur Pemerintah | Inflasi dominan dipengaruhi oleh kejutan berupa kebijakan harga pemerintah, seperti harga BBM subsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dan lainnya. |
Determinan Inflasi

Inflasi timbul karena tekanan cost push inflstion, dari sisi permintaan dan ekspetasi inflasi.
Faktor terjadinya karena depresiasi nilai tukar,dampak inflasi luar negeri, peningkatan harga diatur pemerintah, dan negative supply shocks karena bencana alam dan terganggu distribusi.
Faktor terjadinya demand pull inflation yaitu tingginya permintaan barang dan jasa relatif pada ketersediaan. Digambarkan pada permintaan total lebih besar dari kapasitas perekonomian.
Faktor ekspetasi inflasi dipengaruhi oleh prilaku masyarakat dalam menggunakan ekspetasi angka inflsi dalam keputusan kegiatan ekonomu. Ekpetasi inflasi dapat bersifat adaptif atau forward looking.
Hal tersebut tercermin dalam perilaku pembentukan harga ditingkat produsen dan pedagang terutama saat menjelang hari besar.
Meskipun ketersediaan barang cukup dalam permintaan namun harga barang akan meningkat tinggi.
Demikian dengan penentuan UMP, pedagang ikut dalam meningkatkan harga barang. Walaupun kenaikan upah tidak terlalu signifikan dalam mendorong peningkatan permintaan.
Penyebab Inflasi

Sesuatu hal terjadi pasti ada penyebab atau permasalahan yang melatarbelakangi, demikian juga dengan inflasi. Berikut ini merupakan hal-hal penyebab terjadinya inflasi :
1. Meningkatnya Jumlah Permintaan
Hal ini terjadi karena meningkatnya permintaan atau demand pada suatu jenis barang atau jasa tertentu. Ketika permintaan meningkat sementara stok barang yang tersedia tidak memadai, terjadilah kenaikan harga.
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya meningkatnya belanja pemerintah, meningkatnya permintaan barang untuk diekspor, dan meningkatnya permintaan barang untuk swasta.
2. Meningkatnya Biaya Produksi
Inflasi disebabkan karena meningkatnya biaya produksi. Biaya produksi yang baik bisa disebabkan karena beberapa hal, seperti naiknya harga bahan baku dan naiknya upah pegawai.
3. Tingginya Peredaran Uang
Ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat tinggi, maka inflasi bisa terjadi. Hal ini dikarenakan ketika jumlah uang dimasyarakat meningkat, harga barang akan mengalami kenaikan.
Karena kenaikan daya beli masyarakat maka stok barang statis. Maka harga barang akan otomatis naik. Secara umum inflasi disebabkan oleh indeks harga konsumen (IHK). Dipengaruhi juga oleh harga bahan pokok naik.
Adanya tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) serta desakan tekanan produksi atau distribusi.
Inflasi permintaan terjadi akibat adanya permintaan total berlebihan, dipicu membanjirnya likuiditas dipasar sehingga permintaan lebih tinggi dan memicu perubahan harga.
Bertambahnya likuiditas permintaan mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor produksi tersebut.
Jadi inflasi ini terjadi karena kenaikan permintaan total sewaktu perekonomian bersangkutan dalam situasi full employment dimana disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas pasar yang berlebihan.
Inflasi desakan biaya terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan distribusi, walau permintaan tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Dan adanya ketidaklancaran aliran distribusi.
Jenis-Jenis Inflasi

Berbagai macam jenis inflasi berdasarkan kategori. Ada inflasi berdasarkan dampak ekonomi, inflasi berdasarkan penyebab dan inflasi berdasarkan sumbernya.
1. Inflasi Berdasarkan Dampak Ekonomi
Inflasi Ringan | Inflasi ringan adalah inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu mengganggu perekonomian suatu negara. Adanya kenaikan harga secara umum, biasanya di bawah 10% per tahun dan dapat terkendali. |
Inflasi Sedang | Tingkat ini dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan tetap. Namun belum membahayakan aktivitas perekonomian negara. Inflasi sedang berada pada kisaran harga 10% – 30% per tahun. |
Inflasi Berat | Mengakibatkan kekacauan perekonomian suatu negara. Sehingga membuat masyarakat lebih memilih menyimpan barang dan tidak menabung karena bunganya lebih rendah dibandingkan nilai inflasi. Kenaikan harga inflasi berat ini di besaran 30%-100% pertahun. |
Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation) | Inflasi ini telah menghancurkan perekonomian negara dan sulit dikendalikan meskipun dilakukan kebijakan moneter dan fiskal. Inflasi ini berada di kisaran 100% ke atas per tahun. |
2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Demand Pull Inflation | Inflasi jenis ini terjadi karena permintaan barang dan jasa lebih tinggi dari yang bisa dipenuhi oleh produsen. |
Cost Push Inflation | Inflasi jenis ini terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi sehingga harga penawaran barang naik. |
Bottle Neck Inflation | Inflasi jenis ini merupakan campuran yang disebabkan oleh faktor penawaran atau faktor permintaan. |
3. Inflasi Berdasarkan Sumbernya
Inflasi Berasal dari Domestik | Inflasi ini bersumber dari dalam negeri. Terjadi karena jumlah uang dimasyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Terjadi juga ketika barang jasa tertentu berkurang sedangkan permintaan pasar tetap sehingga harga naik. |
Inflasi Berasal dari Luar Negeri | Inflasi ini berasal dari luar negeri. Disebabkan karena harga barang impor atau barang dari luar negeri semakin mahal karena adanya kenaikan harga di negara asal barang diproduksi. |
4. Berdasarkan Besaran Cakupan Pengaruh Terhadap Harga
Inflasi Tertutup | Kenaikan harga terjadi hanya berhubungan dengan satu atau dua barang tertentu. |
Inflasi Terbuka | Kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum. |
Hiperinflasi | Serangan inflasi yang sangat hebat sehingga harga barang dan jasa berubah dan meningkat setiap saat. Akibatnya orang tidak bisa menahan uang lebih lama karena nilai uang terus merosot. |
Cara Menghitung Inflasi

Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut diantaranya:
- Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price indeks (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli konsumen.
- Indeks biaya hidup atau cost of living indeks.
- Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan produksi.
IHP digunakan untuk meramal IHK dimasa depan karena perubahan harga bahab baku meningkatkan biaya produksi, kemudian meningkatkan harga barang konsumsi.
- Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga komoditas tertentu.
- Indeks harga barang-barang modal.
- Deflator PDB menunjukan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Menghitung laju inflasi di Indonesia umumnya dilakukan dengan menggunakan tiga indikator.
Yakni Indeks harga konsumen (IHK) yang merupakan rata-rata dihasilkan dari perubahan harga yang dikonsumsi pada waktu tertentu.
Kemudian Deflator PDB berfungsi sebagai indeks menunjukan perkembangan harga ditingkat produsen. Dan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) digunakan untuk mengukur harga yang terjadi pada perdagangan grosir.
Dari ketiganya IHK menjadi cara yang sering digunakan untuk menghitung laju inflasi di Indonesia. Rumusnya sebagai berikut:
Laju Inflasi = [(IHK Periode ini – IHK Periode sebelumnya) / {IHK periode sebelumnya}] x 100%
Dampak Inflasi

Inflasi memiliki begitu banyak dampak untuk perekonomian suatu negara, diantaranya bisa menggerus daya beli masyarakat.
Apabila kondisi daya beli menurun, maka masyarakat akan hemat dalam berbelanja. Diketahui bahwa motor penggerak ekonomi suatu negara salah satunya ditopang melalui konsumsi masyarakat.
Jika masyarakat mengurangi belanja, dengan demikian pertumbuhan ekonomi akan bergerak lambat, bahkan bisa rendah.
Inflasi juga berpengaruh dan merugikan konsumen karena gaji menjadi stagnan, tapi biaya pengeluaran belanja membengkak. Karena kenaikan harga barang dan jasa menjadi kebutuhan utama.
Inflasi mempengaruhi minat menabung di bank. Disebabkan karena bunga simpanan tabungan kecil tergerus inflasi. Menabung di bank juga memerlukan biaya administrasi setiap bulan, sehingga bunga yang diperoleh semakin minim.
Dampak selanjutnya yaitu mempengaruhi ekspor sebuah negara. Akibatnya biaya ekspor mahal dan daya saing produk ekspor menurun yang menyebabkan devisa negara berkurang.
Inflasi mempengaruhi kestabilan mata uang suatu negara. Kestabilan kurs mata uang mengandung dua aspek yakni kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa. Serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Adapun dampak inflasi dirasakan oleh masyarakat dengan pendapatan menengah kebawah. Karena kenaikan harga barang makanan daya beli mereka menurun.
Menurut Bank Indonesia penurunan tersebut menyebabkan efek berkelanjutan sehingga menyebabkan pendapatan standar hidup menurun.
Dalam jangka panjang hal ini menyebabkan masyarakat miskin semakin bertambah miskin. Dampak yang ditimbulkan inflasi adalah pendapatan tidak seimbang.
Artinya dalam hal ini ada pihak yang dirugikan dan pihak yang diuntungkan dengan adanya inflasi tersebut. Inflasi juga memiliki dampak positif.
Yakni memberikan eskalasi perekonomian yang lebih baik. Namun dengan catatan jika inflasi yang dialami suatu negara tergolong ringan. Berikut beberapa dampak inflasi pada umumnya:
1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan
Inflasi memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat.
Misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong pengusaha untuk memperluas produksinya sehingga meningkatkan perekonomian.
Namun, inflasi akan berdampak buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap, sedangkan harga barang dan jasa naik.
2. Dampak Inflasi Terhadap Minat
Pada kondisi inflasi minat menabung orang akan berkurang. Karena pendapatan suku bunga tabungan jauh lebih kecil, sedangkan penabung harus rutin membayar administrasi tabungannya.
3. Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi
Kondisi ini mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit. Karena bisa menjadi terlalu besar atau kecil.
Presentasi inflasi dimasa yang akan datang tidak dapat diprediksi secara akurat.
4. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Kemampuan ekspor negara berkurang ketika mengalami inflasi. Karena biayanya lebih mahal.
Dan juga daya saing barang ekspor mengalami penurunan, dan akhirnya pendapatan dari devisa berkurang.
5. Dampak Inflasi Terhadap Efisiensi
Inflasi dapat merubah pola alokasi faktor produksi. Perubahan terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadi perubahan dalam produksi.
Tentu saja hal ini akan mengakibatkan alokasi faktor produksi tidak efisien.
6. Dampak Inflasi Terhadap Perhitungan Bahan Pokok
Inflasi juga akan membuat perhitungan dan penetapan harga bahan poko menjadi sulit karena bisa terlalu besar atau kecil.
Disebabkan prediksi presentase yang akan datang tidak akurat. Sehingga penetapan harga bahan pokok tidak tepat.
Inflasi dan perkembangan ekonomi inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan mengalahkan perkembangan ekonomi.
Biaya yang terus naik mengakibatkan kegiatan produktif tidak menguntungkan. Maka pemilik modal lebih suka menggunakan uangnya untuk spekulasi.
Tujuan pengusaha dicapai dengan pembeli harta tetap seperti tanah, rumah, dan bangunan.
Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan berinvestasi. Akibatnya akan lebih banyak pengangguran terwujud.
Pentingnya Kestabilan Harga

Inflasi rendah dan stabil menjadi prasyarat pertumbuhan ekonomi berkesinambungan. Juga memberi manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pertimbangan inflasi tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial masyarakat.
Pertama, inflasi tinggi menyebabkan pendapatan rill masyarakat menjadi turun sehingga standar hidup masyarakat turun. Menjadikan yang miskin semakin miskin.
Kedua, inflasi tidak stabil menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.
Inflasi tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi. Akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, tingkat inflasi domestik rill menjadi tidak kompetitif sehingga memberikan tekanan pada nilai rupiah. Dan keempat, pentingnya kestabilan harga kaitannya dengan SSK (referensi).
Sasaran Inflasi

Berdasarkan UU tentang Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah.
Kestabilan nilai Rupiah mengandung dua aspek, yakni kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta mata uang negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain.
Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia dan tanggung jawabnya.
Dalam upaya pencapaian tujuannya, Bank Indonesia menyadari bahwa pencapaian dan pengendalian inflasi perlu diselaraskan untuk mencapai hasil yang optimal dan berkesinambungan dalam jangka panjang.
Cara Mengatasi Inflasi

Berikut ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi. Diantaranya:
1. Melalui Kebijakan Fiskal
Inflasi diatasi dengan kebijakan fiskal, berarti mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Dengan menghemat pengeluaran pemerintah, inflasi akan teratasi. Selain itu juga bisa dengan menaikan tarif pajak rumah tangga ataupun perusahaan.
2. Melalui Kebijakan Moneter
Dilakukan untuk menjaga kestabilan moneter guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dilakukan dengan membatasi jumlah uang beredar, menetapkan persediaan kas, menaikan suku bunga atau kebijakan diskonto, dan menerapkan kebijakan operasi pasar terbuka.
3. Kebijakan Lainnya
Selain dua kebijakan diatas, pemerintah juga mengatasi inflasi dengan meningkatkan produksi barang dipasar, serta menetapkan harga maksimal untuk beberapa barang.
Peran Bank Sentral dalam Mengendalikan Inflasi

Bank sentral memiliki peran penting dalam mengendalikan inflasi di tingkat yang wajar.
Beberapa bank sentral berwenang independen artinya kebijakannya tidak boleh diintervensi pihak luar bank sentral termasuk pemerintah.
Hal tersebut terjadi karena bahwa bank sentral kurang independen disebabkan intervensi pemerintah bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian akan mendorong inflasi lebih tinggi.
Bank sentral mengendalikan jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga.
Bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai mata tukar uang domestik, karena nilai mata uang bersifat internal maupun eksternal. Inflasi targeting banyak diterapkan di bank sentral.
Melalui kebijakan moneter dapat mengontrol jumlah uang beredar dalam mengendalikan inflasi dengan menggunakan 3 kebijakan moneter utama:
1. Operasi Pasar Terbuka
Bank sentral membeli dan menjual obligasi negara dengan menginstruksikan para pialang obligasi untuk membeli dari publik pasar obligasi nasional.
Kemudian uang yang dibayarkan bank sentral untuk obligasi tersebut meningkatkan jumlah uang yang beredar, pemerintah melakukan hal yang sebaliknya.
2. Tingkat Diskonto
Bank sentral melalui regulasinya menaikan atau menurunkan tingkat bunga pinjaman untuk bank umum di bawahnya.
Bank umum meminjam dari bank sentral jika memiliki sedikit cadangan untuk memenuhi persyaratan cadangan.
Ketika bank sentral memberikan pinjaman ke bank umum, sistem perbankan memiliki cadangan lebih banyak dari seharusnya dan memungkinkan perbankan lebih banyak menciptakan uang.
Semakin tinggi tingkat diskonto yang ditetapkan bank sentral terhadap bank umum. Semakin enggan bank meminjam cadangan bank sentral.
Maka kenaikan diskonto mengurangi cadangan sistem perbankan, kemudian mengurangi jumlah uang beredar.
3. Syarat Cadangan Kas Minimum
Bank sentral meningkatkan atau mengurangi syarat cadangan kas minimum yang harus dimiliki bank umum.
Kenaikan tersebut artinya bank harus memegang lebih banyak cadangan sehingga mengurangi pinjaman dari setiap unit yang tersimpan.
Akibatnya hal tersebut meningkatkan rasio cadangan, menurunkan penggandaan uang, dan menurunkan uang beredar.
Sebaliknya penurunan syarat cadangan minimum menurunkan rasio cadangan, meningkatkan penggandaan uang dan meningkatkan jumlah uang beredar.
Peran Masyarakat Mengatasi Inflasi

Apabila inflasi terjadi, pemerintah sudah memiliki perencanaan. Contohnya pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia sudah memiliki target tahunan untuk mengatasi terjadi inflasi.
Masyarakat bisa mengambil bagian dalam mengatasi infalsi. Diantaranya tidak berlebihan dalam berbelanja kebutuhan. Jangan mudah panik jika terjadi fenomena misal,harga bawang anjlok.
Jangan sampai membeli dalam jumlah banyak karena panik. Jika hal tersebut terjadi maka bisa saja menaikan nilai jual menjadi tinggi. Disebabkan permintaan yang amat besar.
Inflasi tidak bisa diduga kapan terjadi, karena bisa datang kapan saja. Maka bisa diatasi dengan mengontrol keuangan dengan baik.
Wajib memiliki pemahaman ilmu ekonomi untuk mengatasi masalah keuangan di masa mendatang.
Investasi juga bermanfaat untuk finansial jangka panjang. Karena pertumbuhan uang akan mengalahkan inflasi sehingga daya beli tidak menurun.
Nah, itulah informasi mengenai inflasi. Semoga pembahasan diatas bisa menambah wawasan pembaca.