√ Manajemen | Sejarah, Teori, Unsur, Prinsip, Jenis, Fungsi

Bagi setiap organisasi atau perusahaan, manajemen (management) adalah sesuatu yang sangat penting.

Hal tersebut dikarenakan manajemen sangat penting untuk mengatur organisasi dan juga sekelompok orang yang terlibat di dalamnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan efektif dan efisien.

Selain itu perubahan yang begitu cepat, baik dalam skala nasional atau pun skala internasional, memaksa setiap organisasi untuk segera berbenah dan juga bisa beradaptasi dengan keadaan yang ada di luar.

Nah, untuk mengetahui lebih mendalam tentang manajemen, yuk simak penjelasan yang ada di artikel ini!!

Pengertian Manajemen

pengertian manajemen

Manajemen adalah suatu proses untuk dapat mengatur sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok orang atau suatu organisasi untuk bisa mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.

Secara etimologi kata manajemen ini diambil dari bahasa Perancis kuno, yaitu ménagement, yang mempunyai arti seni dalam mengatur dan melaksanakan.

Management ini juga dapat diartikan sebagai suatu upaya perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian dan juga pengontrolan terhadap sumber daya untuk mencapai semua sasaran yang sudah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Efisien dalam hal ini berarti bisa mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan efisien berarti bisa melaksanakan pekerjaan secara benar dan juga terorganisir.

Menurut T.Hani Handoko, terdapat 3 alasan mengapa manajemen ini diperlukan:

  • Diperlukan supaya tujuan pribadi dan juga organisasi bisa tercapai
  • Dibutuhkan untuk bisa meraih efisiensi dan efektivitas suatu kerja organisasi
  • Dibutuhkan untuk dapat menjaga keseimbangan antara tujuan, sasaran dan juga berbagai macam kegiatan, yang saling bertentangan dari pihak yang mempunyai kepentingan dalam suatu organisasi.

Pengertian Manajemen Menurut Ahli

pengertian manajemen menurut ahli

Mulayu Hasibuan (2012:1)

Mulayu Hasibuan mendefinisikan management sebagai ilmu dan seni untuk mengatur proses penggunaan SDM dan atau sumber daya lain dengan efektif dan juga efisien untuk dapat mencapai suatu tujuan.

Henry Fayol

Henry Fayol mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan/control terhadap berbagai sumber daya yang ada supaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

George R Terry (2010:16)

Menurut George R Terry, manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari beberapa tindakan seperti: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan juga pengawasan.

Semua tindakan tersebut dilakukan untuk dapat menentukan dan juga mencapai target yang ingin diraih dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada.

Mary Parker Follet

Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan dengan melalui orang lain.

Contohnya, seorang manajer yang mempunyai tugas untuk mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan dari sebuah organisasi.

Ricky W Griffin

Ricky W Griffin mengemukakan bahwa pengertian manajemen adalah suatu proses pengorganisasian, perencanaan, koordinasi dan juga proses control terhadap semua sumber daya, untuk dapat mencapai tujuan dengan efektif dan juga efisien.

Efisien berarti semua tugas dikerjakan dengan benar, terorganisir dan selesai sesuai dengan jadwal. Efektif artinya tujuan bisa dicapai sesuai dengan yang sudah direncanakan.

Massie Dikutip oleh Azhar Arsyad (2002:1)

“Manajemen adalah suatu proses dimana kelompok secara kerjasama mengerahkan tindakan atau kerjanya untuk mencapai tujuan bersama.

Proses tersebut mencakup berbagai teknik yang digunakan oleh para manajer untuk mengkoordinasikan kegiatan atau aktivitas orang lain menuju tercapainya tujuan bersama.”

T Hani Handoko (1999:8)

“Manajemen adalah bekerja dengan orang – orang yang menentukan, menginterpretasikan dan mencapai berbagai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi – fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengerahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).”

 Sejarah Perkembangan Manajemen

sejarah perkembangan manajemen

Sejarah perkembangan manajemen ini sebetulnya tidak jauh berbeda dengan perkembangan manusia itu sendiri.

Dengan kata lain, bahwa manajemen sudah ada sejak manusia itu berada di bumi ini, seiring dengan perkembangan dan tuntutan manusia untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya.

Pada zaman purba atau zaman batu, manusia juga memakai keahlian dan juga ketrampilan-nya untuk membuat berbagai macam alat dari batu untuk merealisasikan tujuan hidupnya.

Selanjutnya manajemen berkembang sesuai dengan perkembangan keahlian, pengetahuan dan ketrampilan yang didapatkan oleh manusia itu.

Ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya selalu berkembang. Perkembangan tersebut sekaligus mengembangkan kemampuan dan ketrampilan manajemen umat manusia.

Piramida di Mesir

Contoh bukti dari adanya manajemen di zaman dahulu adalah pembangunan piramida di Mesir.

Piramida yang dibangun dengan megah dan dengan tingkat kesulitan yang tinggi ini, tentunya tidak akan bisa direalisasikan apabila tidak ada seseorang yang mempunyai kemampuan untuk merencanakan apa yang harus dilakukan, membuat keputusan, mengambil tindakan, dan mengorganisir banyak orang untuk membangunnya.

Pembangunan piramida yang sangat megah dan rumit itu tentunya memerlukan pengaturan yang penuh dengan ketelitian mengingat pada zaman dulu belum ada alat pembangunan modern seperti sekarang itu.

Ketelitian yang dimaksud disini baik dalam hal membagi kelompok kerja dan pekerjaan yang harus dilakukan, menyusun waktu kerja, meneliti tingkat dan hasil pekerjaan, dan menegakkan pengendalian tertentu untuk menjamin semua dikerjakan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.

Artinya, pembangunan piramida yang ada di Mesir tersebut hanya bisa terlaksana atau terjadi dengan adanya orang yang merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan para pekerja, dan juga mengontrol pembangunan piramida tersebut.

Secara singkat dapat dikatakan dalam proses pembangunan tersebut sudah melakukan praktik manajemen pada zamannya dalam arti tertentu.

Kota Venesia 1400 an

Praktek manajemen selanjutnya bisa dilihat selama tahun 1400 an di Kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan juga perdagangan.

Kota Venesia dikenal sebagai kota yang berdiri di atas air atau kota mengapung. Para penduduknya mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan juga melakukan banyak aktivitas yang wajar dilakukan di organisasi zaman modern saat ini.

Aktivitas tersebut seperti, di gudang senjata yang ada di Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada setiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan dalam kapal tersebut.

Hal tersebut persis dengan model lini perakitan atau assembly line yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit mobil – mobil nya.

Selain hal tersebut, penduduk yang ada di Venesia mempunyai sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isi gudangnya, manajemen sumber daya manusia yang digunakan untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.

Pola yang mirip juga bisa ditemukan pada proyek pembangunan lainnya, misalnya seperti bangsa Aztek di Meksiko, kebudayaan bangsa Viking dan lain sebagainya.

Klasifikasi Teori Manajemen

klasifikasi teori manajemen

Klasifikasi teori manajemen dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut.

1. Aliran Klasik

Aliran ini menjelaskan manajemen berdasarkan dengan fungsi – fungsi manajemen-nya. Perhatian dan juga kemampuan manajemen diperlukan pada pengaplikasian fungsi – fungsi tersebut.

2. Aliran Perilaku

Aliran perilaku sering disebut juga sebagai aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajian nya pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami manusia.

3. Aliran Manajemen Ilmiah

Aliran ini memakai matematika dan juga ilmu statistik untuk mengembangkan teorinya.

Aliran ini menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif adalah sarana utama dan sangat bermanfaat untuk menjelaskan berbagai masalah manajemen.

4. Aliran Analisis Sistem

Fokus aliran ini adalah pada pemikiran masalah yang berkaitan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.

5. Aliran Manajemen Berdasarkan Hasil

Aliran ini pertama kali diperkenalkan oleh Peter Drucker, yaitu sekitar awal tahun 1950 an.

Fokus aliran ini adalah pada pemikiran berbagai hasil yang dicapai bukan pada interaksi aktivitas karyawan.

6. Aliran Manajemen Mutu

Fokus aliran ini adalah pada pemikiran berbagai usaha untuk mencapai kepuasan para pelanggan atau konsumen.

Perkembangan Teori Manajemen

perkembangan teori manajemen

Perkembangan atau evolusi pemikiran / teori manajemen ini dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu sebagai berikut.

1. Pemikiran Awal Manajemen / Aliran Klasik

Sebelum abad 20, terjadi 2 peristiwa atau kejadian penting dalam ilmu manajemen.

Peristiwa yang pertama adalah pada saat Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin atau buku ekonomi klasik yang berjudul The Wealth of Nation pada tahun 1776.

Dalam bukunya tersebut Adam Smith menjelaskan keunggulan ekonomis yang akan didapatkan organisasi dari pembagian kerja atau division of labor.

Pembagian kerja yang dimaksud adalah perincian pekerjaan ke dalam berbagai tugas yang spesifik dan berulang.

Dengan memakai industry peniti sebagai contohnya, Adam Smith menjelaskan bahwa dengan setiap 10 orang melakukan pekerjaan khusus.

Perusahaan tersebut mampu menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam waktu sehari.

Namun, jika masing – masing orang bekerja sendiri menyelesaikan setiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat jika mereka bisa menghasilkan  10 peniti setiap hari.

Adam Smith menarik kesimpulan bahwa pembagian kerja bisa meningkatkan produktivitas dengan

  • Meningkatnya ketrampilan dan kecekatan dari setiap pekerja.
  • Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas.
  • Menciptakan mesin dan penemuan lain yang bisa menghemat tenaga kerja.

Peristiwa penting yang selanjutnya adalah revolusi industri yang terjadi di Inggris.

Revolusi ini menandai dimulainya pemakaian mesin yang bisa menggantikan tenaga manusia.

Hal tersebut berakibat pada pindahnya aktivitas produksi dari rumah – rumah ke tempat khusus yang disebut dengan “pabrik”.

Perpindahan kegiatan produksi tersebut mengakibatkan para manajer pada saat itu memerlukan teori yang bisa membantu mereka untuk:

  • Meramalkan permintaan,
  • Memastikan cukupnya persediaan bahan baku,
  • Memberikan tugas kepada bawahannya,
  • Mengarahkan dalam kegiatan industri sehari – hari, dan lain sebagainya.

Dengan demikian ilmu manajemen mulai dikembangkan oleh para ahli.

2. Era Manajemen Ilmiah / Sains

Era ini ditandai dengan berkembangnya ilmu manajemen dari kalangan insinyur.

Di mana para insinyur yang berasal dari Amerika dan Eropa mencari dan juga mengembangkan berbagai cara baru untuk mengelola suatu organisasi atau perusahaan.

Beberapa variabel atau aspek yang diperhatikan dalam era ini adalah sebagai berikut.

  • Pentingnya peran dari para manajer dalam menggerakkan dan juga meningkatkan produktivitas perusahaan atau organisasi.
  • Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja dengan berbagai persyaratan-nya.
  • Tanggung jawab kesejahteraan pegawai.
  • Keadaan yang cukup untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Para manajer dalam menentukan suatu pilihan kebijaksanaan sangatlah penting.

Selain hal tersebut, seorang manajer harus bisa dianggap sebagai reformis dalam memperbarui berbagai syarat kerja, kondisi kerja, tanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan, hari standar kerja, dan lain sebagainya.

Berbagai aspek yang terdapat dalam manajemen ilmiah memiliki tujuan supaya tingkat produktivitas, keefektifan dan keefisienan perusahaan bisa ditingkatkan.

Selain hal tersebut dalam era ini diperhatikan pula berbagai macam prinsip pembagian kerja di antara para karyawan pada suatu perusahaan.

Pembagian kerja di sini maksudnya adalah suatu pekerjaan dipecah menjadi bagian – bagian disiplin kerja yang terspesialisasi.

Dengan pembagian kerja tersebut, selain akan mengkonsentrasikan pegawai pada setiap pekerjaannya, juga akan memudahkan dalam meningkatkan keterampilan setiap pegawai yang terspesialisasi.

Dengan begitu, waktu dan juga biaya pendidikan yang mahal akan bisa diminimalkan dan proses pengulangan pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus akan bisa meningkatkan ketrampilan dari pekerja yang bersangkutan dan bisa menambah efisiensi kerjanya.

Dalam hal perbaikan kesejahteraan pekerja, perlu diperhatikan pada metode pemberian upah atau gaji.

Metode yang dipakai dalam pemberian upah atau gaji harus dihubungkan dengan produktivitas kerja. Pendekatan tersebut disebut sebagai metode pemberian insentif.

Untuk lebih memahami era Manajemen Ilmiah, selanjutnya kita perlu untuk mengenal para perintis atau pencetus-nya secara kronologis, yaitu sebagai berikut.

Robert Owen (1771 – 1858)

Robert Owen adalah seorang manajer di beberapa pabrik pemintal kapas yang berlokasi di New Lanark, Scotlandia sejak tahun 1800 an.

Dalam teorinya, Robert Owen lebih menekankan pada peranan sumber daya manusia sebagai kunci keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan.

Khususnya peranan bagi jabatan manajer yang harus mempunyai fungsi sebagai reformis atau pembaru dalam manajemen sumber daya manusia.

Dia merintis manajemen ilmiah atau sains, dikarenakan dia digerakkan oleh sebuah kenyataan kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, yang dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja ketika itu sangat buruk.

Mepekerjakan anak dibawah usia 5 tahun pada saat itu sudah lazim atau umum dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Waktu standar bekerja selama sehari adalah 13 jam merupakan hal yang sudah lumrah.

Karena hal tersebutlah, Robert Owen memberikan gagasan yang mengintrodusir mengenai perbaikan keadaan dan persyaratan kerja seperti pengurangan waktu standar bekerja selama sehari menjadi 10,5 jam.

Kemudian pembatasan usia tenaga kerja yang boleh untuk dipekerjakan, yaitu dengan menolak pekerja yang usianya kurang dari 10 tahun dan membuka toko – toko dari perusahaan untuk memberikan pelayanan kepada para pekerja akan kebutuhan sehari – hari dengan memberikan harga yang lebih murah.

Selain hal tersebut, Robert Owen juga menentukan berbagai prosedur kerja yang bisa meningkatkan produktivitas kerja.

Yaitu dengan perbaikan kondisi kerja, pelayanan kesejahteraan bagi para pekerjanya, dan prosedur kerja yang dibuat.

Dengan melakukan semua hal tersebut, Robert Owen berharap supaya produktivitas dari para pekerjanya lebih meningkat.

Charles Babbage (1792 – 1971)

Charles Babbage adalah seorang profesor matematika yang sudah banyak mencurahkan perhatiannya pada berbagai cara kerja di pabrik agar lebih efisien.

Dia mempercayai bahwa pengaplikasian berbagai prinsip ilmiah dalam proses kerja akan bisa meningkatkan produktivitas kerja dan bisa menekan berbagai biaya.

Dirinya memberikan anjuran untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam hubungannya dengan pembagian pekerjaan.

Masing – masing pekerjaan yang ada di pabrik bisa dibagi menjadi beberapa macam keterampilan. Hal tersebut berdampak, setiap pekerja bisa dididik dalam suatu keterampilan khusus.

Jadi setiap pekerja hanya dituntut bertanggung jawab khusus sesuai dengan spesialisasi-nya dari seluruh bagian yang ada di pabrik atau perusahaan.

Oleh karena itu, waktu dan juga biaya yang sangat mahal dalam pelatihan bisa ditekan dan proses pelaksanaan pekerjaan secara terus – menerus bisa berakibat meningkatnya keterampilan para pekerja yang bersangkutan dan efisiensi bisa dicapai dengan mudah.

Frederick W Taylor (1856 – 1915)

Pada awalnya yang menjadi titik tolak pengaplikasian manajemen secara ilmiah atau sains berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Frederick W Taylor.

Penelitiannya tersebut tentang studi waktu kerja (time and motion studies) pada bagian produksi tempat dia bekerja di perusahaan Midvales Stell.

Dengan waktu yang dijadikan sebagai dasar dalam melakukan penelitiannya, dia bisa memecahkan setiap pekerjaan ke dalam beberapa komponen dan merancang cara pengerjaan-nya yang tercepat dan terbaik untuk masing – masing pekerjaan.

Hal tersebut berarti ketentuannya adalah menentukan seberapa pekerja bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan bahan dan juga peralatan yang ada di perusahaan.

Frederick W Taylor menekankan bahwa antara waktu penyelesaian pekerjaan bisa dikorelasikan dengan upah yang diterima pekerja.

Yaitu dengan semakin cepat atau tinggi prestasi kerja dari para pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, maka akan semakin tinggi upah atau gaji yang akan diterimanya.

Metode dengan menggunakan pendekatan ini disebut dengan sistem upah atau gaji diferensiasi (differential rate system).

Peningkatan dalam kualitas produktivitas, semangat kerja, dan upah yang diterima pekerja bisa dilakukan dengan mengaplikasikan pendidikan ketrampilan, mengadakan transfer antara pekerja tertentu dengan pekerja yang lainnya, mengadakan time and motion study, dan melakukan sistem penggajian diferensial serta berbagai macam perbaikan lainnya.

Berikut ini merupakan 4 prinsip manajemen menurut Frederick W Taylor.

  1. Kembangkan-lah sebuah ilmu bagi setiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode lama.
  2. Secara ilmiah pilihlah dan kemudian latihlah, ajari-lah atau kembangkan-lah pekerja tersebut. (sebelumnya, para pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri mereka sendiri semampu mereka).
  3. Bekerjasama-lah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang dikembangkan tadi.
  4. Bagi-lah pekerjaan dan tanggung jawab secara seimbang antara pimpinan dengan para pekerja.

Semua gagasan yang disampaikan oleh Frederick W Taylor ini tercantum di dalam buku karangan-nya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911.

Henry L Gantt (1861 – 1919)

Henry L Gantt merupakan rekan kerja Frederick W Taylor mengemukakan berbagai teorinya yang juga berdasarkan pada usaha meningkatkan produktivitas, efisiesi, dan efektivitas kerja dengan menggunakan rangsangan upah atau insentif.

Gagasan yang disampaikan oleh Henry L Gantt ini memiliki kesamaan dengan gagasan yang disampaikan oleh Frederick W Taylor, antara lain sebagai berikut.

  1. Kerjasama yang saling menguntungkan antara manajer dengan karyawan.
  2. Menggunakan metode ilmiah untuk menentukan tenaga kerja yang tepat.
  3. Sistem bonus dan penggunaan instruksi dalam pengaturan kerja.

Dalam hal tersebut penentuan bonus tidak sama seperti yang disampaikan oleh Frederick W Taylor. Dalam hal ini Henry L Gantt justru menolak sistem upah differensial.

Hal tersebut dikarenakan menurut-nya sistem upah differensial akan berdampak kecil untuk dapat memotivasi para pekerja dalam meningkatkan kualitas kinerja-nya.

Oleh karena itu, dia berpendapat bahwa bagi setiap pekerja yang bisa menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan-nya pada hari itu, maka pekerja tersebut berhak untuk menerima bonus sebesar 50 sen dollar untuk hari itu.

Sistem pemberian bonus yang diaplikasikan oleh Henry L Gantt ini juga berlaku bagi para mandor yang bisa menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.

Selain itu, Henry L Gantt juga mengembangkan gagasan dari Robert Owen dalam metode penilaian atas pekerjaan karyawan, yaitu dengan mengaplikasikan metode pencatatan atas hasil pekerjaan karyawan pada kartu pribadi.

Apabila pekerjaan dari pekerja sesuai dengan standar yang sudah ditentukan, maka pekerja tersebut di beri warna hitam, dan jika tidak sesuai dengan standar maka diberi warna merah.

Lebih lanjut Henry L Gantt mengemukakan gagasannya dalam membuat sistem baru mengenai penggambaran jadwal produksi.

Penggambaran jadwal produksi tersebut sebagai alat yang digunakan untuk instruksi dan pengawasan bagi manajer perusahaan.

Frank B (1868 – 1924) & Lillian M Gilbreth (1878 – 1972)

Kedua pelopor di era manajemen ilmiah ini mendasarkan gagasannya pada hasil penelitian mengenai hubungan gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan.

Frank B Gilbreth berpendapat bahwa antara gerakan dan juga kelelahan mempunyai hubungan, masing – masing gerakan yang dihilangkan juga akan menimbulkan suatu kelelahan.

Sementara Lillian M Gilbreth dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif bisa mengurangi kelelahan, maka akan memiliki pengaruh terhadap upaya untuk memaksimalkan kemampuan pekerja sebagai manusia.

Sehingga menurut gagasan yang disampaikan oleh kedua tokoh ini bahwa penelitian gerakan akan mampu meningkatkan semangat kerja bagi pekerja.

Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai keuntungan fisik terhadap pekerja itu sendiri yang harus bisa memanfaatkan kemampuan secara maksimal.

Gagasan dalam pengembangan pekerja in lebih ditekankan pada pada pekerja itu sendiri untuk dapat mengembangkan dirinya melalui berbagai persiapan untuk bisa menerima jabatan yang lebih tinggi, penyelesaian pekerjaan tepat waktu dan mampu memberikan pelatihan terhadap para penggantinya.

Sehingga setiap pekerja harus dapat berfungsi sebagai pelaku, pelajar, dan guru serta berharap akan ada kesempatan baru.

Herrington Emerson (1853 – 1931)

Herrington Emerson melihat sesuatu yang menjadi penyebab terganggu-nya sistem manajemen di dalam industri adalah adanya masalah pemborosan dan juga inefisiensi.

Dengan gagasannya tersebut dia mencetuskan berbagai ide yang terformulasikan ke dalam 12 prinsip, yaitu sebagai berikut.

  1. Perumusan dengan tujuan yang jelas.
  2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
  3. Adanya staf yang cakap.
  4. Adanya disiplin kerja.
  5. Pemberian balas jasa secara adil.
  6. Laporan terpercaya, cepat, tepat, dan kontinyu.
  7. Pemberian instruksi atau perintah, perencanaan, dan pengurutan kerja.
  8. Terdapat berbagai standard an skedul, metode, dan waktu pada setiap kegiatan.
  9. Kondisi yang distandarisasikan.
  10. Operasi yang distandarisasikan.
  11. Berbagai instruksi praktis tertulis yang standar.
  12. Balas jasa efisien – rencana insentif.

3. Era Manusia Sosial

Perkembangan selanjutnya dalam manajemen dimulai sejak tahun 1930 dan menjadi popular pada tahun 1950 an. Yaitu dengan munculnya mazhab perilaku (behavioral school).

Pada era ini manajemen banyak memberikan perhatian khusus terhadap hubungan kemanusiaan kepada para pekerja.

Pandangan tersebut muncul sebagai akibat dari berbagai kelemahan pada manajemen yang berorientasi dengan tugas.

Dengan menggunakan gaya ortodoks dan otokratis, menyebabkan pekerjaan menjadi monoton dan membosankan, sehingga menimbulkan stress dan produktivitas menjadi menurun.

Katalis utama dari kemunculan mazhab perilaku atau hubungan kemanusiaan kepada para pekerja adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal dengan eksperimen Hawthrone.

Eksperimen tersebut dilakukan pada tahun 1920 sampai 1930 di Pabrik Hawthrone. Pabrik tersebut adalah milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois.

Kajian tersebut pada awalnya bertujuan untuk mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja.

Hasil dari kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti:

  1. Jabatan,
  2. Periode istirahat,
  3. Lama jam kerja,
  4. Atau upah.

Lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja jika dibandingkan dengan penerimaan dan tekanan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya.

Para peneliti mengambil kesimpulan bahwa berbagai macam norma sosial atau standar kelompok adalah penentu utama perilaku kerja individu.

Pada era ini menekankan bahwa pada dasarnya manusia bersifat sosial dan ingin mengaktualisasikan dirinya.

Sehingga di tempat kerja orang akan berusaha untuk memuaskan kebutuhan sosialnya, memberikan reaksi atas tekanan yang berasal dari kelompok serta akan berusaha memenuhi kebutuhan pribadi.

Berikut ini merupakan gambaran pendekatan hubungan kemanusiaan.

era manusia sosial / era manajemen klasik / pendekatan hubungan kemanusiaan
Baca Juga: Stakeholder

Studi Hawthorne

Studi Hawthrone adalah studi yang dilakukan oleh sebuah kelompok yang dipimpin oleh Elton Mayo.

Studi ini meneliti lebih lanjut mengenai efek kelelahan yang dialami oleh pekerja terhadap output yang dihasilkan.

Agar terhindar dari gangguan dari yang berasal dari efek psikologis, misalnya seperti yang sudah pernah terjadi ketika penelitian tentang penerangan sebelumnya.

Tes dilakukan pada 6 pekerja yang bekerja pada relay assembly, ke-6 pekerja tersebut dipisahkan untuk diteliti secara intensif dalam suatu ruangan tes.

Waktu untuk beristirahat, waktu kerja harian, dan waktu kerja mingguan dibuat bervariasi atau berbeda – beda, selanjutnya hasil kerja ke-6 pekerja tersebut diukur secara teratur.

Dalam penelitian tersebut para peneliti tidak berhasil menemukan hubungan secara langsung antara perubahan kondisi kerja secara fisik dengan output yang dihasilkan.

Elton Mayo bersama dengan timnya menyimpulkan bahwa keadaan sosial baru yang diciptakan bagi para pekerja di ruang tes memiliki peran yang besar dalam meningkatkan produktivitas. Ada 2 faktor yang dianggap memiliki arti penting.

Pertama, yaitu suasana kelompok, yang dimana para pekerja saling menciptakan hubungan sosial yang mendukung dan bersama – sama ingin melakukan suatu pekerjaan dengan baik.

Kedua, yaitu pengawasan yang dilakukan dengan lebih partisipatif. Para pekerja yang berada di ruang tes merasa lebih dianggap penting, diberi banyak informasi dan sering dimintai pendapat.

Hasil penelitian yang dilakukan tersebut memperlihatkan bahwa perasaan, sikap, dan hubungan antar sesame pekerja menjadi sangat penting dalam manajemen, dan penelitian tersebut telah mengakui pentingnya suatu kelompok kerja.

Untuk lebih memahami era Manusia Sosial, selanjutnya kita perlu untuk mengenal para perintis atau pencetus-nya secara kronologis, yaitu sebagai berikut.

Henry Fayol (1841 – 1925)

Henry Fayol merupakan seorang industriawan yang berasal dari Perancis. Dia dikenal sebagai bapak manajemen operasional sebagaimana yang dijelaskan dalam bukunya yang berjudul “Administration Industrielle et generale”.

Henry Fayol mempunyai pendapat bahwa dalam suatu perusahaan industry semua kegiatan yang dilakukan manajemen bisa dibagi ke dalam beberapa kelompok tugas, yaitu sebagai berikut:

  • Technical. Adalah kegiatan memproduksi dan juga membuat produk. Kegiatannya terdiri dari merencanakan dan mengorganisir produk.
  • Commercial. Adalah kegiatan membeli berbagai bahan yang digunakan atau diperlukan dan menjual barang hasil produksi.
  • Financial. Adalah kegiatan pembelanjaan yang terdiri dari kegiatan mencari modal dan bagaimana memakai modal tersebut.
  • Security. Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menjaga keamanan yang terdiri dari keselamatan kerja dan harta benda milik perusahaan.
  • Akuntansi. Adalah kegiatan yang terdiri dari mencatat, menghitung, mengkalkulasi biaya yang ada, menghitung dan menentukan keuntungan yang didapatkan, mengetahui berbagai hutang yang menjadi kewajiban bagi perusahaan, menyajikan laporan keuangan, dan mengumpulkan berbagai data dalam bentuk statistic.
  • Tugas manajerial. Adalah melaksanakan berbagai fungsi yang ada dalam manajemen.

James D Mooney (1884 – 1957)

James D Mooney berpendapat bahwa berbagai kaidah yang dibutuhkan untuk menetapkan organisasi manajemen adalah sebagai berikut:

  • Koordinasi. Adalah suatu kaidah yang menghendaki adanya saling melayani, perumusan tujuan, kedisiplinan yang tinggi, dan wewenang.
  • Prinsip skalar. Adalah suatu prinsip yang menjelaskan mengenai hubungan pendelegasian, kepemimpinan, dan antar berbagai fungsi tertentu yang diperlukan.
  • Prinsip fungsional. Adalah suatu prinsip yang menjelaskan tentang berbagai macam tugas yang harus dilakukan atau diselesaikan dalam mencapai tujuan bersama.
  • Prinsip staff. Adalah suatu prinsip yang membedakan antara manajer (pimpinan), staf, dan lini lainnya.

Mary Parker Follet (1868 – 1933)

Mary Parker Follet adalah salah satu wanita terpenting yang dimiliki oleh Amerika Serikat di bidang sosiologi dan kewarganegaraan.

Dalam tulisannya yang berjudul “Creative Experience” pada tahun 1924 mengenai perusahaan dan berbagai organisasi yang lain, Mary Parker Follet menjelaskan pemahaman tentang kelompok dan komitmen yang tinggi terhadap kerja sama antar manusia.

Mary Parker Follet berpendapat bahwa kelompok adalah suatu mekanisme yang dimana individu yang beragam bisa menggabungkan berbagai bakat yang dimiliki untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.

Organisasi dianggapnya sebagai suatu komunitas tempat manajer dan juga pekerja bekerja secara harmonis tanpa salah satu pihak menguasai pihak lain.

Selain itu mampu untuk menyelesaikan perbedaan serta pertentangan yang ada dengan melalui diskusi.

Mary Parker Follet juga menganggap bahwa tugas dari seorang manajer yaitu membantu para karyawan dalam organisasi untuk saling bekerja sama dalam mencapai berbagai kepentingan yang terintegrasi.

Selain hal tersebut dia mempunyai pendapat bahwa dengan membuat karyawan merasa mempunyai perusahaan akan tumbuh rasa tanggungjawab yang kolektif.

Pada saat sekarang ini bermunculan hal yang serupa dengan istilah seperti employee ownership, profit sharing, dan gainsharing plan.

Menurutnya permasalahan yang ada di dalam bisnis melibatkan berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan hubungan antar faktor yang ada.

Chaster I Barnard (1886 – 1961)

Chaster I Barnard adalah seseorang yang memandang organisasi sebagai suatu sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan.

Fungsi utama dalam manajemen menurut pandangan dari Chaster I Barnard adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

Chaster I Barnard menekankan pentingnya peralatan komunikasi untuk mencapai tujuan dalam kelompok.

Dirinya juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang. Menurut teori yang disampaikannya tersebut, bawahan akan menerima perintah hanya jika mereka memahami dan mampu serta mempunyai keinginan untuk menuruti atasannya.

Chaster I Barnard adalah pelopor dalam pemakaian sistem untuk pengelolaan organisasi. Dia menulis buku yang berjudul “The Functions of The Executive”, buku tersebut menggambarkan sebuah teori organisasi.

4. Era Modern

Era modern perkembangan teori manajemen ini ditandai dengan munculnya konsep manajemen kualitas total atau total quality management.

Kemunculan teori tersebut terjadi di abad ke 20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru besar diantaranya W Edwards Deming dan Joseph Juran.

W Edwards Deming berasal dari Amerika, dia dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang.

Dia mempunyai pendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam suatu kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, tapi kesalahan sistem.

Dia menekankan pentingnya untuk meningkatkan kualitas dengan teorinya yaitu 5 langkah reaksi berantai bahwa jika kualitas dapat ditingkatkan maka:

  1. Biaya akan berkurang, karena berkurangnya biaya perbaikan, minimnya penundaan, sedikitnya kesalahan, dan pemanfaatan waktu dan bahan / material yang lebih baik.
  2. Produktivitas meningkat.
  3. Pangsa pasar meningkat, karena peningkatan kualitas dan penurunan harga.
  4. Profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga bisa bertahan dalam dunia bisnis.
  5. Jumlah pekerjaan meningkat.

Kontribusi selanjutnya berasal dari Joseph Juran. Dia berpendapat bahwa sekitar 80% cacat disebabkan karena beberapa faktor yang sebetulnya bisa dikontrol oleh manajemen.

Dari teori yang disampaikannya tersebut, dia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas.

Joseph Juran mengusulkan manajemen untuk memilih suatu area yang mengalami kontrol kualitas buruk. Yang selanjutnya area tersebut dianalisis, kemudian dibuat suatu solusi dan diimplementasikan.

Prinsip Manajemen

prinsip manajemen

Selanjutnya yang perlu Anda ketahui adalah prinsip – prinsipnya. Nah, berikut merupakan prinsip manajemen yang perlu diketahui:

  1. Disiplin
  2. Wewenang dan tanggungjawab
  3. Kesatuan pengarahan
  4. Kesatuan perintah
  5. Penggajian yang adil
  6. Lebih mengutamakan kepentingan umum daripada pribadi
  7. Hirarki
  8. Pemusatan
  9. Keadilan
  10. Tata tertib
  11. Inisiatif
  12. Stabilitas kondisi karyawan
  13. Semangat bersatu
  14. Pembagian kerja

Prinsip – prinsip tersebut harus dimiliki oleh setiap elemen atau orang yang ada di dalam ruang lingkup manajemen tersebut.

Tanpa adanya penerapan dari prinsip manajemen dengan efektif dan efisien maka manajemen tidak dapat diterapkan dengan baik.

Fungsi Manajemen

fungsi manajemen

Fungsi management adalah sebagai suatu elemen dasar yang harus ada dalam manajemen sebagai acuan bagi manajer atau orang yang mengelola management dalam melaksanakan berbagai tugas untuk mencapai tujuan dengan cara merencanakan, mengorganisir, mengkoordinasi, dan juga mengendalikan.

Mengacu dari pengertian management yang sudah dibahas di-awal, terdapat 5 fungsi utama manajemen, yaitu:

1. Perencanaan/planning

Perencanaan adalah suatu hal yang paling penting dalam sebuah manajemen bisnis.

Seorang manajer yang mengelola manajemen dalam suatu perusahaan atau bisnis akan melakukan perencanaan dan pengevaluasian pada setiap tindakan yang sudah dan yang belum ditindak lanjut dalam bisnis.

Perencanaan ini sangat penting untuk dapat menentukan secara keseluruhan tujuan dari perusahaan dan upaya apa saja untuk memenuhi tujuan tersebut.

Manajer ini harus bertindak sebagai seorang yang bisa mencari alternatif dalam mencapai tujuan akhir,  hal ini mencakup rencana jangka panjang, menengah dan juga jangka panjang.

Tanpa adanya perencanaan yang tepat dalam bisnis maka tentunya akan membuat bisnis yang dijalankan tidak sesuai dengan jalurnya.

Penyimpangan semacam ini dapat mengakibatkan pada sistem tidak teratur sampai dengan kebangkrutan.

2. Pengorganisasian/organizing

Fungsi manajemen yang selanjutnya adalah sebagai pengorganisasian yaitu dengan membagi suatu kegiatan besar menjadi beberapa kegiatan kecil atau serangkaian kegiatan.

Hal ini mempunyai tujuan untuk mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan yang lebih efektif.

Dan juga untuk menentukan sumber daya yang diperlukan untuk setiap kegiatan yang sudah dibagi menjadi lebih efisien.

Pengorganisasian ini secara lebih sederhananya bisa dilaksanakan dengan menentukan apa tugas yang akan dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana pengerjaan-nya.

Hal ini mempunyai tujuan untuk dapat mencapai tujuan bisnis melalui proses yang lebih terstruktur atau terorganisasi.

3. Penempatan/staffing

Hampir sama dengan pengorganisasian, tapi penggunaannya lebih luas. Jika pengorganisasian lebih memperhatikan manajemen sumber daya manusia, maka penempatan lebih memperhatikan sumber daya secara umum.

Beberapa sumber daya tersebut yaitu: perlengkapan, peralatan dan juga inventaris yang terdapat pada sebuah organisasi.

4. Pengarahan/directing

Fungsi manajemen yang ke-4 adalah suatu tindakan yang mengupayakan supaya setiap anggota bisnis atau kelompok mampu meraih target sesuai dengan prosedur manajerial yang sudah direncanakan.

Seorang manajer tentunya akan melakukan suatu pengarahan apabila terjadi suatu masalah atau apabila yang dikerjakan tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.

Karena tidak semua hal yang sudah direncanakan dapat diwujudkan secara nyata, mengingat banyak kejadian yang tidak terduga yang mungkin akan terjadi.

Sehingga disini-lah fungsi dari manajemen sebagai pengarah supaya apa yang dikerjakan masih berada pada jalur yang semestinya.

5. Pengawasan/controlling

Dari semua rangkaian rencana dan juga tindakan yang sudah dilaksanakan, perlu adanya suatu pengawasan atau controlling.

Fungsi dari manajemen dalam hal ini adalah melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja dari berbagai sumber daya yang ada di perusahaan.

Manajer akan melakukan suatu pengawasan terhadap berbagai sumber daya yang sudah di organisasi sebelumnya dan akan memastikan apa yang sudah dikerjakan sesuai dengan yang direncanakan.

Adanya suatu penyimpangan atau kesalahan dalam melaksanakan tugas dapat dikoreksi untuk menjadi bahan pembelajaran pada perencanaan tahap selanjutnya.

Setiap sumber daya tentunya mempunyai klasifikasi yang berbeda – beda, nah klasifikasi dari setiap sumber daya ini sangat penting untuk menjadi bahan klasifikasi supaya tidak menimbulkan dominasi dari manajer saja.

Suatu bisnis/organisasi yang baik yaitu bisnis/organisasi yang setiap anggotanya mampu bekerjasama secara tim dan juga dapat berjalan secara simultan.

Beberapa hal penting yang harus terpenuhi untuk bisa melakukan pengawasan, yaitu:

  • Jalur/routing

Yaitu manajer harus menetapkan suatu jalur untuk dapat memperkecil resiko dari kesalahan yang terjadi.

Atau dengan kata lain manajer harus memastikan jalur dari setiap orang berada pada jalur yang sudah ditentukan dengan resiko kesalahan minimum.

  • Penetapan waktu/scheduling

Yaitu manajer harus memberikan jadwal terhadap deadline pekerjaan yang harus segera diselesaikan, dan manajer juga harus mempunyai waktu rutin untuk melakukan suatu pengawasan, seperti satu minggu sekali atau satu bulan sekali.

  • Perintah pelaksanaan/dispatching

Yaitu manajer harus mempunyai sikap untuk memberikan perintah dan dorongan supaya setiap sumber daya dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

  • Tindak lanjut/follow up

Manajer harus aktif melakukan evaluasi dan juga memberikan suatu solusi dari semua permasalahan yang terjadi selama proses meraih tujuan untuk meminimalkan terjadinya kesalahan.

Unsur – Unsur Manajemen

unsur - unsur manajemen

Dalam membentuk suatu sistem manajerial yang baik diperlukan unsur – unsur manajemen yang ada di dalamnya.

Seluruh unsur manajemen yang ada ini saling melengkapi satu dengan yang lainnya, dan apabila salah satu unsur tersebut tidak ada maka akan berdampak pada hasil keseluruhan dari pencapaian suatu organisasi/bisnis. Berikut merupakan unsur – unsur manajemen tersebut:

1. Sumber Daya Manusia/human

Faktor yang paling menentukan dan juga paling penting dalam unsur manajemen adalah manusia.

Dalam praktiknya, manusialah yang membuat rencana, tujuan, dan melakukan semua proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

Dengan kata lain, proses kerja tidak akan terjadi/berjalan apabila tidak terdapat unsur manusia di dalamnya.

2. Uang/money

Uang adalah unsur manajemen yang mempunyai pengaruh besar, karena hasil dari semua kegiatan yang dilakukan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar di suatu perusahaan.

Unsur uang yang bisa menjadi alat dalam menjalankan semua proses untuk pencapaian tujuan dengan penggunaannya yang diperhitungkan secara rasional.

Untuk itulah, perusahaan atau organisasi harus bisa mengelola keuangan dengan baik, hal ini bertujuan supaya pemasukan dan pengeluaran stabil.

3. Bahan/materials

Unsur bahan ini terdiri dari bahan setengah jadi (raw materials) dan bahan jadi. Unsur bahan adalah faktor yang penting dalam dunia usaha, karena hasil baik akan diperoleh jika material yang digunakan baik pula.

4. Mesin/machines

Unsur mesin ini sangat diperlukan bagi manusia untuk melakukan berbagai macam pekerjaan yang sulit menjadi lebih mudah dan juga cepat.

Penggunaan dari mesin akan dapat meningkatkan hasil dan juga keuntungan serta bisa membuat proses kerja yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien.

5. Metode/methods

Proses pelaksanaan kerja hanya bisa dijalankan secara efektif dan juga efisien jika dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat.

Suatu metode kerja yang baik harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti: waktu, uang, sasaran, fasilitas dan juga kegiatan bisnis.

Selain itu, metode tersebut juga harus dipahami oleh manusia yang menjalankannya.

Dengan kata lain, suatu metode hanya dapat dijalankan dengan baik jika manusia yang terlibat di dalamnya memahami metode tersebut.

6. Pasar/market

Proses pemasaran produk adalah unsur manajemen penentu bagi suatu perusahaan. Apabila tidak ada sistem pemasaran maka barang tidak akan laku.

Suatu bisnis dapat menguasai pasar jika menawarkan produk yang mempunyai kualitas baik dan sesuai dengan minat dan daya beli calon pelanggan. Itulah kenapa proses pemasaran sangat berkaitan dengan kualitas barang yang dipasarkan.

Jenis – Jenis Manajemen

jenis - jenis manajemen
  1. Manajemen Sumber Daya Manusia
  2. Risk Management
  3. Manajemen Rantai Pasokan
  4. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  5. Manajemen Hubungan Masyarakat (Humas)
  6. Management Strategy
  7. Marketing Management
  8. Production Management
  9. Financial Management
  10. Time Management
  11. Manajemen Organisasi
  12. Communication Management
  13. Education Management
  14. Manajemen Konstruksi
  15. Manajemen Agribisnis
  16. Manajemen Stres
  17. Office Administration Management
  18. Cost Management
  19. Organizational Management
  20. Manajemen Personalia dan Administrasi
  21. Company Management
  22. Self Management
  23. Dan lain sebagainya

Ilmu manajemen ini sangatlah luas dan contoh manajemen dalam kehidupan sehari – hari sangatlah banyak sekali.

Dan pada dasarnya kehidupan manusia tidak terlepas dari ilmu manajemen, mulai dari hal kecil sampai dengan hal yang besar.

Akhir Kata

Demikianlah sedikit pembahasan tentang manajemen. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa menambah wawasan.

Jika ada kritik, saran, atau pertanyaan silakan sampaikan di kolom komentar. Terima kasih.

2 pemikiran pada “√ Manajemen | Sejarah, Teori, Unsur, Prinsip, Jenis, Fungsi”

Tinggalkan komentar