Dalam dunia industri, para pelaku ekonomi merasa perlu adanya pemikiran manajemen guna menjalankan bisnis mereka.
Pemikiran manajemen ini digunakan untuk bisa mengatur berbagai macam kegiatan produksi, kegiatan pemasaran barang dan menjaga hubungan yang baik antara karyawan dengan produsen.
Kegiatan produksi ini merupakan suatu kegiatan mengolah masukan dalam suatu proses tertentu dengan menggunakan sebuah metode tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diharapkan (barang atau jasa).
Sedangkan produksi adalah setiap bentuk kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk bisa mewujudkan manfaat atau menambah dengan cara mengeksplorasi berbagai sumber ekonomi yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Oke, kita akan membahas secara lengkap tentang manajemen produksi di dalam artikel ini. Yuk simak dengan seksama artikel ini!
Pengertian Manajemen Produksi

Ada banyak orang awam yang masih bertanya-tanya apa itu manajemen produksi? Oke, berikut ini merupakan pengertian manajemen produksi secara umum dan menurut para ahli.
Secara Umum
Pada dasarnya manajemen produksi adalah suatu kegiatan mengatur atau penataan dari proses pengubahan bahan mentah menjadi produk atau jasa yang mempunyai nilai tambah atau jual.
Perlu kamu tahu bahwa manajemen produksi ini merupakan salah satu dari ilmu manajemen yang mempunyai peranan yang sangat penting.
Untuk mengatur berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan produksi, tentu saja perlu dibuat beberapa keputusan atau pengelolaan berbagai sumber daya supaya bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
Oleh karena itu, manajemen produksi juga berhubungan dengan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk memaksimalkan hasil produksi yang dilakukan.
Secara umum ada 2 faktor pendukung yang mempengaruhi manajemen produksi, yaitu sebagai berikut:
Division of Labour | Ini merupakan salah satu faktor pembagian tugas yang tepat. Oleh karena itu, diharapkan hasil output dari proses produksi ini diharapkan berkualitas dan dapat diterima di pasaran. Pembagian kerja dalam setiap proses produksi juga sangat penting, untuk membuat proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien. |
Revolusi Industri | Ini merupakan pergantian tenaga kerja manusia menggunakan mesin atau robot dalam proses produksi yang terjadi |
Menurut Para Ahli
Untuk lebih memahami tentang apa itu manajemen produksi, ada beberapa pendapat yang disampaikan oleh para ahli, yaitu sebagai berikut:
1. Sofjan Assauri (2008)
Dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Produksi dan Operasi” (Jakarta: LPFE Universitas Indonesia, 2008) halaman 12, Sofjan Assauri menjelaskan bahwa:
“Manajemen produksi adalah sebuah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya, yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utility suatu barang atau jasa.”
2. Sukanto Reksohadiprojo
Dalam buku karangan Suyadi Praworosentono yang berjudul “Manajemen Operasi, Analisis, dan Studi Kasus”, edisi ketiga (Jakarta: Bumi Aksara, 2001) halaman 1, Suaknto menjelaskan bahawa:
“Manajemen produksi adalah kegiatan yang bertalian dengan penciptaan berbagai macam baran dan jasa melalui pengubahan masukkan atau faktor produksi menjadi keluaran atau hasil produksi, yang mana membutuhkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan supaya berbagai tujuan bisa dicapai dengan efektif dan efisien.”
3. Eddy Herjanto (2008)
Dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Operasi” edisi ketiga (Jakarta: Grasiondo, 2008) halaman 2, Eddy menjelaskan bahwa:
“Manajemen operasi atau manajemen produksi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan berbagai fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai macam sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.”
Efektif yang dimaksud dalam penjelasan Eddy tersebut berarti segala pekerjaan harus bisa dilakukan secara tepat dan sebaik-baiknya, serta bisa menghasilkan output sesuai harapan.
Penerapan Fungsi Manajemen Produksi

Terdapat beberapa penerapan fungsi manajemen produksi, yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Dalam fungsi perencanaan ini, seorang manajer produksi harus menentukan tujuan dari sub sistem produksi yang ada.
Selain itu, juga harus bisa mengembangkan program, kebijakan dan prosedur yang dibutuhkan untuk bisa mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Perencanaan produksi adalah suatu proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan produk apa yang akan dibuat, di mana, kapan, dan bagaimana produk tersebut akan dibuat.
Tahapan ini mencakup seluruh penentuan peranan dan fokus dari produksi termasuk pada perencanaan produk, perencanaan fasilitas, dan perencanaan penggunaan sumber daya produksi.
Proses perencanaan ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan berbagai macam tujuan.
Hal tersebut tentu saja supaya tujuan yang diinginkan dapat diintegrasikan, dan dapat dilakukan pengawasan dengan maksimal.
Ketiga unsur perencanaan produksi tersebut tentu saja sangat dibutuhkan supaya seluruh kegiatan produksi bisa efisien dan sesuai dengan pedoman kerja.
Dengan adanya tujuan tersebut, selanjutnya akan ditentukan berbagai macam kebijakan dasar.
Misalnya untuk penyediaan bahan mentah yang dibutuhkan akan dibuat kebijaksanaan pembelian atau pemesanan, penyimpanan, dan pembelanjaan.
Dalam proses produksi ini tentu saja harus dipikirkan juga kebijakan dasar yang berhubungan dengan pemanfaatan fasilitas produksi, jam kerja, penggunaan bahan, dan lain sebagainya.
Dalam hal yang berhubungan dengan kualitas, perlu adanya kebijakan dasar yang berhubungan dengan pengawasan.
Kebijakan pengawasan ini tentu saja berhubungan dengan metode yang digunakan, kapan dilakukan pengawasan, dengan apa, dan lain sebagainya.
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Dalam kaitannya dengan fungs pengorganisasian ini, seorang manajer produksi menentukan struktur individu, group, divisi, dan bagian atau departemen dalam sub sistem produksi.
Hal tersebut tentu saja supaya tujuan organisasi dapat dicapai. Selain itu seorang manajer produksi juga perlu menentukan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan.
Tujuan utamanya adalah untuk bisa mencapai tujuan produksi dan juga mengatur wewenang serta tanggung jawab yang dibutuhkan dalam melaksanakannya.
3. Fungsi Penggerakan (Actuating)
Fungsi ini dilaksanakan dengan memimpin, mengawasi, dan juga memberikan motivasi kepada para karyawan untuk melaksanakan berbagai tugas selama proses produksi berlangsung.
Program dan juga organisasi yang efektif tentu saja masih belum cuckup untuk menjaim setiap pekerjaan bisa dilaksanakan dengan baik.
Berbagai macam instruksi tentu saja harus dilandasi dengan sesuatu hal supaya bisa segera dilaksanakan. Sesuatu yang dimaksud di sini adalah motivasi.
Motivasi di sini bisa berupa yang bersifat moneter seperti upah, gaji, insentif, dan lain sebagainya.
Bisa juga yang mempunyai sifat non moneter misalnya seperti pujian, pemberian bantuan, pemberian kesempatan berpartisipasi, mengemukakan berbagai ide, promosi jabatan, dan lainnya.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling)
Dalam fungsi pengendalian atau pengawasan ini dilakukan dengan cara mengembangkan standar dan jaringan komunikasi yang dibutuhkan.
Hal tersebut tentu saja supaya pengorganisasian dan penggerakan sesuai dengan yang direncanakan dan dapat mencapai tujuan dengan efisien dan efektif.
Perlu kamu tahu bahwa perencanaan adalah standar untuk pengawasan. Sebuah organisasi produksi mempunyai fungsi sebagai wadah pelaksana tugas.
Dalam hal ini pengarahan atau penggerakan adalah bagian untuk memulai kegiatan dan pengendalian atau pengawasan merupakan bagian pengatur kegiatan supaya sesuai dengan rencana.
Tujuan dari dilakukannya pengawasan produksi adalah untuk menjaga kelancaran pekerjaan dari bagan baku sampai dengan barang jadi.
Oleh karena itu bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat dan dengan biaya yang serendah mungkin.
Tentu saja hal tersebut membutuhkan koordinasi dari berbagai macam faktor yang terlibat di dalam proses produksi, seperti material, mesin, tenaga kerja, dan juga metode yang digunakan.
Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Ruang lingkup dari manajemen produksi ini mencakup mengenai perancangan atau penyiapan sistem produksi dan pengoperasian dari sistem produksi.
Perancangan Atau Desain Sistem Produksi
Perancangan atau desain sistem produksi meliputi beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Seleksi dan Rancangan
Seleksi dan rancangan atau disebut juga sebagai desain produk. Perlu kamu tahu bahwa kegiatan produksi adalah suatu kegiatan yang mencakup bidang luas.
Kegiatan tersebut dimulai dari melakukan analisis dan penetapan keputusan ketika sebelum dilakukannya kegiatan produksi.
Pada umumnya berbagai keputusan tersebut mempunyai sifat jangka panjang. Pada saat menyiapkan dan juga melaksanakan kegiatan produksi dan pengoperasiannya juga perlu ditentukan berbagai keputusan.
2. Selesi dan Perancangan Proses dan Peralatan
Setelah produk berhasil di desain, maka kegiatan yang selanjutnya yaitu menentukan jenis proses produksi yang akan dilakukan.
Selain menentukan jenis proses produksi yang akan dilakukan, dalam tahapan ini juga perlu menentukan jenis peralatan yang akan digunakan.
3. Pemilihan Lokasi dan Site Perusahaan & Unit Produk
Kelancaran dalam prose produksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan tentu saja sangat dipengaruhi oleh kelancaran dalam mendapatkan berbagai macam bahan masukan.
Selain itu, juga bisa ditentukan oleh kelancaran biaya penyampaian atau supply produk yang dihasilkan berupa barang jadi dan jasa ke pasaran.
4. Rancangan Tata Letak dan Arus Kerja
Kelancaran dalam proses produksi juga ditentukan oleh salah satu faktor yang paling penting di dalam perusahaan atau unit produksi.
Faktor tersebut adalah rancangan tata letak dan juga arus kerja atau proses produksi yang akan dilaksanakan.
Rancangan tata letak ini tentu saja harus memperhatikan beberapa faktor seperti kelancaran arus kerja dan optimalisasi pergerakan dalam proses produksi.
Selain itu, juga harus mempertimbangkan faktor kemungkinan kerusakan yang terjadi. Hal tersebut tentu saja pergerakan proses yang efisien akan meminimalkan biaya yang terjadi.
5. Rancangan Tugas Perusahaan
Dalam melaksanakan fungsi produksi, maka organisasi kerja perlu disusun. Hal tersebut karena organisasi kerja sebagai dasar pelaksanaan tugas pekerjaan.
Organisasi kerja ini merupakan suatu alat atau wadah kegiatan yang hedaknya bisa membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan atau unit produksi perusahaan.
6. Strategi Produksi dan Pemilihan Kapasitas
Rancangan sistem produksi tentu saja harus disusun dengan landasan strategi produksi yang sudah disipkan terlebih dahulu.
Dalam strategi produksi yang dibuat tentu harus terdapat pernyataan yang berhubungan dengan maksud dan tujuan dari produksi, misi, dan berbagai kebijakan dasar.
Kebijakan dasar yang dimaksud di sini meliputi tentang proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu atau kualitas.
Pengoperasian Sistem Produksi dan Operasi
Pengoperasian sistem produksi dan operasi meliputi beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana Produksi
Kegiatan pengoperasian sistem produksi ini tentu saja harus dimulai dengan proses penyusunan rencana produksi.
Dalam penyusunan rencana produksi ini tentu saja harus mencakup penentuan target produksi, scheduling, routing, dispatching, dan follow up.
Perencanaan kegiatan produksi ini adalah kegiatan awal dalam pengoperasian sebuah sistem produksi.
2. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan dan Pengadaan Bahan
Kelancaran dari kegiatan produksi tentu saja sangat ditentukan oleh kelancaran tersedianya bahan atau masukan yang diperlukan untuk kegiatan produksi.
Kelancaran tersedianya bahan atau masukan untuk memenuhi proses produksi ditentukan oleh baik tidaknya pengadaan bahan, rencana, dan pengendalian persediaan yang dilakukan.
3. Pemeliharaan atau Perawatan Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi tentu saja harus terjamin tetap tersedia untuk bisa digunakan.
Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan, untuk menjaga peralatan dan mesin selalu siap digunakan.
4. Pengendalian Mutu
Terjaminnya hasil atau keluaran dari proses produksi ini tentu saja akan menentukan keberhasilan dalam pengoperasian sistem produksi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mempelajari kegiatan pengendalian mutu antara lain maksud dan tujuan dari kegiatan pengendalian mutu.
5. Pengendalian Tenaga Kerja
Pelaksanaan dalam pengoperasian sistem produksi ditentukan oleh kemampuan dan juga ketrampilan para tenaga kerja atau sumber daya manusia yang ada.
Dalam hal ini pengendalian tenaga kerja mencakup tentang pengelolaan tenaga kerja dalam produksi, desain tugas dan pekerjaan, dan pengukuran kerja.
Kerangka Keputusan Manajemen Produksi

Para manajer produksi mengarahkan berbagai macam masukan supaya bisa memproduksi berbagai macam keluaran dalam jumlah, kuantitas, waktu, dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.
Sebelum melakukan kegiatan produksi, seorang manajer produksi harus melakukan perencanaan dan berbagai macam tahapan yang umumnya bersifat jangka panjang dan jangka pendek.
Dalam hal ini yang harus diingat oleh bagian produksi adalah untuk bisa melaksanakan setiap tanggung jawab secara maksimal dalam menempatkan setiap keputusan secara tepat sasaran.
Dalam hal ini terdapat 5 tanggung jawab keputusan yang ditanggung oleh bagian produksi, yaitu:
Proses | Berbagai keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang akan digunakan untuk melakukan produksi. Keputusan ini berkaitan dengan jenis peralatan dan teknologi, arus dari proses, penentuan lokasi fasilitas atau lay out, pemeliharaan mesin, dan penanganan bahan baku. |
Kapasitas | Keputusan kapasitas ini dimaksudkan untuk bisa memberikan gambaran berapa besarnya jumlah kapasitas dan penyediaan waktu yang tepat. Kapasitas jangka panjang ini ditentukan oleh besarnya peralatan atau fasilitas fisik yang dibangun. |
Persediaan | Keputusan ini sangan berkaitan erat dalam produksi. Keputusan ini berhubungan dengan apa yang dipesan, berapa banyak, dan kapan pesanan akan dilakukan. Para manajer tentu saja harus memikirkan tentang sistem pengelolaan logistik dari pembelian bahan baku, barang dalam proses sampai dengan persediaan barang jadi. |
Tenaga Kerja | Dalam kegiatan produksi manusia adalah bidang keputusan yang sangat penting. Hal tersebut karena tidak akan terjadi proses produksi jika tidak ada tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk. |
Mutu | Fungsi produk ini ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap kualitas atau mutu dari produk yang dihasilkan. |
Jenis – Jenis Produksi

Pemilihan jenis metode produksi ini tentu saja sangat penting untuk dilakukan. Hal tersebut supaya metode yang diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan.
Sifat dari produk dan juga jumlah yang nantinya akan diproduksi tentu saja harus diperhitungkan dengan matang ketika akan memilih metode produksi.
Oleh karena itu, supaya tidak salah salam memilih metode produksi, maka harus mengetahui beberapa metode produksi yang ada. Berikut ini merupakan beberapa metode produksi yang ada.
1. Produksi Pesanan
Produksi pesanan ini mencakup tentang prosedur pembuatan produk yang didasarkan pada pesanan dari pelanggan tertentu.
Produk yang diproduksi dengan menggunakan sistem pesanan ini secara umum tidak memiliki standar dan sangat heterogen.
Hal ini biasanya akan mengacu pada:
- Pasokan komponen ke pabrik yang lebih besar.
- Penyediaan kawasan produksi untuk yang besar.
- Pembuatan peralatan atau bahan khusus.
Dalam hal ini pembuatan produk tunggal akan dianggap sebagai sebuah operasi.
Hal tersebut tentu saja terdiri dari proses menyatukan bahan, bagian, dan komponen untuk mengumpulkan dan menugaskan sepotong peralatan atau produk.
Berikut ini merupakan beberapa contoh produksi pesanan:
- Membuat kapal.
- Membuat bendungan.
- Membuat jembatan.
- Membuat pesawat.
- Membuat super car.
- dan lain sebagainya
2. Produksi Batch
Produksi batch ini berkaitan dengan produksi yang dilakukan secara berulang kali. Hal ini mengacu pada produksi barang dengan jumlah yang sudah ditentukan atau diketahui.
Dengan menggunakan sistem produksi batch ini, pekerjaan akan di bagi ke dalam beberapa operasi dan satu operasi ini dikerjakan dalam satu waktu.
Setelah menyelesaikan pekerjaan di dalam satu operasi ini, maka akan dilanjutkan menuju operasi yang selanjutnya hingga produk selesai dibuat.
Berikut ini merupakan contoh produksi batch:
Suatu perusahaan akan memproduksi sebanyak 100 mobil listrik. Pekerjaan ini nantinya akan dibagi ke dalam beberapa operasi yang berbeda.
Pada operasi yang pertama, seluruh mobil akan selesai di buat pada batch 1 kemudian akan dilanjutkan ke operasi selanjutnya.
Gorup operator atau pekerja kedua nantinya akan menyelesaikan operasi kedua sebelum melanjutkan ke operasi berikutnya dan begitu seterusnya hingga 100 mobil listrik jadi.
3. Produksi Massal
Produksi masal ini sering juga disebut dengan produksi yang berkelanjutan atau berkesinambungan.
Hal tersebut tentu saja mengacu pada produksi dalam skala besar untuk menyediakan pasokan yang berkesinambungan.
Perlu kamu tahu bahwa aliran produksi adalah pembuatan sebuah produk dengan menggunakan serangkaian operasi.
Setiap operasi yang dijalankan ini akan menuju ke operasi berikutnya sesegera mungkin setelah operasi sebelumnya selesai.
Produk yang sudah di selesaikan dalam satu operasi tentu saja akan secara otomatis akan diteruskan menuju ke operasi berikutnya hingga produk siap dipasarkan.
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan waktu antara pekerjaan yang dikerjakan dalam proses yang pertama dengan proses yang selanjutnya.
Bisa dibilang proses produksi yang terjadi ini akan terus berkelanjutan dan juga sangat progresif.
Aspek Manajemen Produksi

Dalam manajemen produksi terdapat beberapa aspek yang perlu kamu tahu, yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi ini tentu saja mempunyai tujuan agar dilakukannya persiapan produksi yang sistematis dan terstruktur.
Terdapat beberapa keputusan yang harus dihadapi di dalam perencanaan produksi ini, yaitu sebagai berikut:
- Pengendalian produksi.
- Kualitas atau mutu barang yang diproduksi.
- Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
- Jumlah barang yang akan dihasilkan dalam proses produksi.
- Jenis barang yang akan diproduksi.
2. Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi ini mempunyai tujuan untuk meraih hasil yang optimal dengan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian produksi ini, yaitu sebagai berikut:
- Melakukan penyusunan rencana.
- Membuat jadwal kerja yang akan dilakukan.
- Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan atau target pasar.
3. Pengawasan Produksi
Pengawasan produksi ini mempunyai tujuan supaya pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan.
Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan di dalam pengawasan produksi ini, yaitu sebagai berikut:
- Menetapkan kualitas barang yang akan diproduksi.
- Menentukan standar barang yang akan diproduksi.
- Melakukan produksi sesuai dengan time line yang sudah ditentukan atau tepat waktu.
Karakteristik Manajemen Produksi

Terdapat beberapa ciri khusus atau karakteristik yang ada di dalam manajemen produksi, yaitu sebagai berikut:
1. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Organisasi
Dalam hal ini manajemen produksi akan membantu perusahaan atau organisasi untuk bisa meraih tujuan dan juga sasaran yang sudah ditentukan.
Ketika manajer menangani unit produksi dan juga melakukan pengawasan dengan cermat, maka proses produksi akan dapat dijalakan dengan maksimal.
Hal tersebutlah yang akan membantu organisasi atau perusahaan dalam mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.
2. Meningkatkan Nama Baik dan Reputasi
Mengapa dapat meningkatkan nama baik atau goodwill dan reputasi perusahaan?
Ya, hal tersebut karena ketika perusahaan melakukan pemantauan terhadap produknya, maka kualitas produk yang dihasilkan akan maksimal.
Hal inilah yang akan menjadi nilai jual dari perusahaan di pasaran dan dapat memikat banyak orang, sehingga meningkatkan goodwill perusahaan.
3. Meningkatkan Laba
Melakukan manajemen produksi tentu saja akan dapat membantu dalam meningkatkan laba perusahaan.
Hal tersebut karena dapat meminimalkan biaya produksi dan mencoba mendapatkan hasil yang maksimal dengan input yang minimal.
4. Meningkatkan Ekonomi
Manajemen produksi juga dapat memastikan penggunaan sumber daya yang maksimal yang akan membantu meningkatkan ekonomi.
Selain dapat meningkatkan ekonomi perusahaan, dengan manajemen produksi juga bisa menghemat sumber daya untuk generasi selanjutnya.
Hal tersebut karena dengan menerapkan manajemen produksi akan mampu memaksimalkan penggunaan sumber daya, sehingga terhindar dari pemborosan sumber daya.
Tujuan Manajemen Produksi

Pada dasarnya manajemen produksi mempunyai tujuan untuk mengelola 5 hal penting yang disebut oleh William K Holstein sebagai 5M.
5tujuan yang disebutkan oleh William K Holstein ini adalah sebagai berikut:
Manusia | Merupakan sumber daya manusia atau tenaga kerja. |
Mesin | Merupakan alat yang digunakan untuk melakukan produksi. |
Metode | Merupakan rancangan strategis yang berhubungan dengan operasional produksi. |
Material | Merupakan bahan baku utama atau bahan pendukung yang digunakan dalam proses produksi. |
Money | Merupakan uang yang mencakup kondisi financial baik itu modal, perputaran uang dalam operasional, sampai dengan keuntungan. |
Perlu kamu tahu bahwa manajemen produksi mempunyai tujuan untuk mengelola sumber daya manusia dalam bentuk tenaga kerja.
Hal tersebut agar mereka dapat memaksimalkan potensi dengan berbagai macam tugas yang diberikan.
Selain itu, manajemen produksi juga mempunyai tujuan untuk mengatur tenaga kerja dalam penempatan mereka berdasarkan keahlian yang dimiliki dalam setiap bagian di dalam proses produksi.
Manajemen produksi juga mempunyai tujuan dalam pengelolaan setiap alat produksi yang mencakup pembelian, perawatan, dan pembaharuan.
Tujuan ini dilakukan supaya proses produksi tidak terhambat oleh berbagai macam kerusakan yang dialami alat produksi dan memastikan kualitas produk terjaga.