√ Strategi Bisnis Ritel | Bersaing, Pemasaran, Trend

Memang pada saat ini banyak orang yang lebih menyukai bisnis ritel, karena dapat memberikan keuntungan yang lebih banyak dan pengelolaannya yang juga mudah.

Akan tetapi, terdapat masalah umum yang sering dihadapi oleh pelaku bisnis ritel terutama pebisnis yang masih baru, masalah tersebut adalah manajemen atau strategi.

Karena kebanyakan pelaku bisnis ritel tidak mempunyai konsep atau strategi yang matang pada saat akan membangun bisnis ritel.

Kelemahan yang ada di dalam menjalankan bisnis ritel terutama kelemahan dalam segi manajemen, tentu saja akan membuat perkembangan bisnis ritel yang dijalankan terhambat.

Oleh karena itu perlu adanya strategi atau manajemen bisnis ritel yang baik. Berikut ini ada beberapa strategi manajemen bisnis ritel yang bisa diaplikasikan oleh para peritel.

Manajemen / Strategi Bersaing Bisnis Ritel

manajemen / strategi bersaing bisnis ritel

Pada saat ini atau di masa depan, strategi pemasaran yang diaplikasikan oleh sebuah perusahaan harus disesuaikan.

Bukan hanya dari segi sasaran konsumen semata, namun juga pada para pesaing yang mengincar pasar sasaran konsumen yang sama.

Sebelum menetapkan dan juga menjalankan semua strateginya, perusahaan hendaknya terlebih dahulu melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threats).

Hal tersebut tentu saja bertujuan untuk melihat dan juga menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan juga ancaman yang dimilikinya sendiri dan juga dimiliki oleh para pesaingnya.

Strategi Untuk Setiap Posisi BisnisReaktifProaktif
Leader– Balas
– Persaingan harga
– Pengembangan pasar
– Penelitian dan pengembangan
Challenger– Follow the leader
– Me too
– Menantang
– Menyerang
– Pengembangan produk baru
Follower– Status quo
– Me too
– Cari pasar baru
– Cari segmen pasar baru
– Market niche

Manajemen atau strategi bersaing dalam bisnis ritel untuk setiap posisi bisnis tentu saja bergantung pada besar atau posisi setiap perusahaan yang ada di dalam pasar.

Perusahaan yang sudah besar tentu dapat menerapkan strategi tertentu, yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan yang berskala kecil.

Namun, hanya dengan skala besar saja masih belum cukup. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa strategi yang perlu diterapkan oleh perusahaan besar untuk menjamin keberhasilannya.

Dalam hal ini perusahaan juga harus jeli, karena terdapat beberapa strategi juga yang dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan tersebut.

Memang bukan merupakan suatu hal yang jarang terjadi jika perusahaan kecil dengan strateginya sendiri dapat menghasilkan keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan besar.

Berkaitan dengan besarnya usaha, maka terdapat 4 kelompok usaha, yaitu market leader menguasai 40% pasar, market challenger menguasai 30% pasar, market follower menguasai 20% pasar, dan market nichers menguasai 10% pasar.

1. Market Leader

market leader

Market leader memang sebuah perusahaan yang memegang sebagian besar pasar, biasanya banyak perusahaan lain yang mengikuti berbagai tindakan dari market leader.

Misalnya seperti perubahan harga, pengenalan produk baru, saluran distribusi, dan juga intensitas promosi.

Market leader memang menjadi titik pusat orientasi bagi para pesaing. Perusahaan ini adalah perusahaan yang ditantang, ditiru, atau dijauhi.

Kehidupan perusahaan yang berada di posisi market leader tentu saja tidak mudah. Oleh karena itu perusahaan yang menduduki di posisi market leader akan senantiasa mempertinggi kewaspadaannya.

Hal tersebut karena para pesaingnya akan selalu mencari dan juga akan mencoba untuk memanfaatkan kelemahannya, meskipun sekecil apa pun.

Perusahaan yang sudah dominan tentu saja ingin selalu menjadi yang nomor satu. Oleh karena itu, perusahaan yang berada di posisi sebagai market leader akan menerapkan beberapa strategi.

Berikut ini merupakan beberapa strategi yang biasanya diterapkan oleh pelaku bisnis ritel:

a. Mengembangkan Pasar Keseluruhan

Dalam mengembangkan pasar secara keseluruhan, perusahaan yang menduduki posisi sebagai market leader akan menggunakan beberapa cara, yaitu:

1Mencari konsumen baru dengan cara strategi penerobosan pasar, strategi pasar baru, dan strategi perluasan geografis.
2Mencari dan juga mengenalkan kegunaan baru dari suatu produk.
3Meyakinkan masyarakat luas supaya memakai produk lebih banyak di setiap kesempatan.

b. Melindungi Bagian Pasar yang Sudah Dikuasai

Pada saat sedang memperkuat pasar, perusahaan yang berada di posisi sebagai market leader harus tetap melindungi usahanya secara terus – menurus dari berbagai serangan pesaing.

Oleh karena itu, yang harus dikerjakan oleh market leader dalam mempertahankan kekuasaannya adalah dengan melakukan berbagai macam inovasi secara terus-menerus.

c. Meningkatkan Bagian Pasar

Selain fokus pada pencarian konsumen baru yang ada di dalam pasar baru, perusahaan juga bisa meningkatkan jumlah konsumen pada bagian pasar yang sudah dikuasai.

2. Market Challenger

market challenger

Perusahaan yang berada di posisi sebagai market challenger biasa disebut juga sebagai runner up atau penyusul karena mempunyai posisi kedua setelah market leader.

Market challenger ini tentu saja dapat menyerang market leader dan berbagai pesaing lainnya dalam suatu upaya untuk merebut bagian pasar.

Terdapat beberapa strategi atau langkah penyerangan yang dapat dilakukan oleh market challenger ini, yaitu sebagai berikut:

a. Menetapkan Sasaran Sebagai Lawan

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh market challenger adalah dengan menetapkan sasaran strategis dan memilih lawan untuk dihadapi.

Oleh karena itu, market challenger harus benar-benar melakukan analisis persaingan yang sistematis.

Sasaran strategis dari kebanyakan market challenger adalah dengan peningkatan bagian bagian pasar dengan harapan akan menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi.

Perlu kamu tahu bahwa pada dasarnya, market challenger dapat memilih salah satu dari 3 jenis perusahaan untuk dijadikan sebagai lawan.

Ke-3 perusahaan tersebut yaitu market leader, perusahaan yang sama-sama besar tetapi kurang berhasil atau kekurangan dana, dan perusahaan regional yang lebih kecil.

b. Memilih Strategi Penyerangan

Pada umumnya terdapat 5 strategi penyerangan yang bisa dipilih dan juga dilakukan oleh market challenger, yaitu sebagai berikut:

– Serangan Frontal

Serangan frontal ini dapat dilakukan dengan cara mengerahkan seluruh kekuatan yang dimiliki tepat berhadap dengan lawan.

Sifat dari serangan ini lebih menyerang pada kekuatan lawan daripada titik kelemahannya.

Dalam serangan ini market challenger berusaha untuk menandingi produk, iklan, dan juga harga produk dari lawannya.

Oleh karena itu jika lawan tidak kuat dalam persaingan ini, maka lawan akan kalah. Biasanya yang menggunakan strategi penyerangan ini adalah market challenger yang besar.

– Serangan Melambung

Serangan melambung ini pada dasarnya kebalikan dari serangan frontal, yaitu menyerang titik lemah dari lawan.

Dalam hal ini market challenger akan berpura-pura akan menyerang bagian yang kuat dari lawannya sehingga akan membuat lawan mengerahkan seluruh kekuatannya pada bagian tersebut.

Namun, sesungguhnya market challenger mempunyai tujuan untuk menyerang titik lemah dari lawan. Hal ini tentu saja akan membuat lawan menjadi lengah.

Terdapat 2 strategi yang bisa dilakukan oleh challenger. Pertama, serangan geografis, merupakan serangan yang dilakukan di berbagai daerah di mana para pesaing tidak menanganinya dengan baik.

Kedua, serangan dengan menutup segmen pasar yang selama ini belum dipenuhi oleh market leader.

– Serangan Mengepung

Serangan mengepung ini maksudnya adalah usaha yang dilakukan oleh market challenger untuk menembus daerah pemasaran lawan.

Hal tersebut dilakukan dengan melakukan serangan secara besar-besaran dan di saat yang bersamaan market challenger juga memasarkan semua hal yang dipasarkan oleh pesaing.

Bahkan, market challenger ini akan melebihi apa yang dimiliki oleh para pesaingnya, sehingga tawaran dari market challenger tidak akan ditolak oleh para konsumen.

– Serangan Lintas

Strategi bisnis ritel berupa serangan lintas bisa dibilang juga sebagai strategi serangan tidak langsung, dan menjauhkan diri dari gerakan yang mengarah ke pemasaran pesaing.

Terdapat 3 pendekatan, yaitu diversifikasi produk, diversifikasi ke pasar geografis yang baru, dan menciptakan produk yang lebih baik.

– Serangan Gerilya

Serangan ini biasanya dilakukan oleh berbagai perusahaan yang kekurangan modal dengan menyerang berbagai wilayah lawan dengan serangan kecil yang mendadak dan terputus-putus.

Tujuan dilakukannya serangan ini adalah untuk mengganggu konsentrasi dari lawan.

Serangan secara gerilya ini dapat berupa tindakan memotong harga secara selektif, mengganggu persediaan, membajak eksekutif, promosi intensif, dan berbagai macam tindakan ilegal lainnya.

3. Market Follower

market follower

Perusahaan yang menduduki di posisi market follower ini bisanya lebih menyukai untuk menawarkan berbagai hal yang serupa.

Biasanya dengan meniru produk dari perusahaan yang memimpin pasar. Pada umumnya market follower ini selalu menonjolkan sifat khasnya kepada pelangannya.

Misalnya seperti lokasi, jasa pelayanan, atau keuangannya. Terdapat beberapa strategi umum yang biasanya dilakukan oleh para market follower ini, yaitu sebagai berikut:

a. Mengikuti Dari Dekat

Perusahaan yang menjadi market follower akan berusaha untuk menyamai perusahaan yang menjadi market leader di pasar, mereka akan berusaha sebanyak mungkin menyamai segmen pasar dan wilayah bauran pemasaran.

b. Mengikuti Dari Jauh

Dalam strategi bisnis ritel ini, market follower akan membuat beberapa diferensiasi atau perbedaan, tetapi tetap mengikuti market leader dalam kaitannya dengan pembaruan pasar.

c. Mengikuti Secara Selektif

Market follower akan mengikuti dari dekat beberapa hal yang dilakukan oleh market leader, namun terdapat beberapa hal yang tidak diikuti.

4. Market Nichers

market nichers

Perusahaan yang ada pada posisi market nichers ini mempunyai beberapa sebutan, seperti penggarap relung pasar, spesialisasi pasar, perusahaan ambang pintu, atau perusahaan tumpuan.

Di dalam pasar, market nichers ini menempati sebagian kecil dari seluruh pasar yang ada.

Market nichers ini masuk ke satu atau lebih celah-celah pasar yang aman dan memberikan keuntungan pada perusahaan yang dilupakan atau dilewatkan oleh para market leader.

Pada umumnya perusahaan market nichers ini mempunyai spesialisasi tertentu dan keahlian yang khas di dalam pasar, konsumen, produk, atau berbagai macam lini dalam bauran pemasaran.

Di dalam strategi pemasaran perusahaan yang berada di posisi market nichers ini erat hubungannya dengan 3 kekuatan dasar utama.

Yaitu pelanggan (customer), perusahaan (corporation), dan persaingan atau kompetisi (competition).

Pada konsep pemasaran yang strategis selalu memfokuskan diri pada beberapa cara dalam persaingan di mana perusahaan dapat secara efektif menempatkan diri terhadap persaingannya.

Dalam hal ini, kemampuan perusahaan dalam memberikan nilai lebih kepada para pelanggannya adalah sebuah kunci sukses yang perlu dimanfaatkan secara maksimal.

Secara dimensi terdapat 3 elemen dasar yaitu perusahaan, kompetisi, dan pelanggan yang membentuk interaksi.

Apabila yang menjadi keinginan pelanggan tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka kelangsungan jangka panjang perusahaan akan dipertaruhkan.

Positif matching, dari kebutuhan dan juga tujuan para pelanggan dan perusahaan ini dibutuhkan untuk terjalinnya hubungan baik yang berkelanjutan.

Berdasarkan pada interaksi lanjutan tersebut, maka pembentukan strategi pemasaran membutuhkan 3 keputusan, yaitu sebagai berikut:

a. Di Mana Berkompetisi (Where to Compete)

Hal ini tentu saja membutuhkan definisi tentang pasar yang jelas, misalnya bersaing di seluruh pasar atau di dalam satu atau lebih segmen pasar.

c. Bagaimana Berkompetisi (How to Compete)

Hal ini tentu saja membutuhkan sebuah alat untuk bersaing, misalnya memperkenalkan produk baru untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan pelanggan atau menciptakan posisi baru untuk produk yang sudah ada.

d. Kapan Untuk Terjun Dalam Kompetisi (When to Compete)

Keputusan ini tentu saja sangat dibutuhkan untuk menentukan waktu memasuki pasar secara langsung.

Misalnya menjadi yang pertama di dalam pasar atau menunggu sampai ada permintaan utama didirikan.

Dalam hal ini tentu saja sumber daya perusahaan menjadi landasan utama atau dasar dalam membuat keputusan yang tepat.

Tentu saja terdapat banyak sekali hal yang bisa dikembangkan dalam meningkatkan strategi pemasaran.

Tentunya pemberdayaan secara berkesinambungan atas seluruh aset yang ada di dalam perusahaan akan menambah kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing di dalam kompetisi.

Strategi Pemasaran Bisnis Ritel Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen

strategi pemasaran bisnis ritel terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen

Strategi pemasaran bisnis ritel adalah pemasaran yang mengacu pada variabel, yang di mana para pedagang eceran bisa melakukan berbagai kombinasi variabel tersebut sebagai jalan alternatif sebagai suatu strategi pemasaran untuk dapat menarik konsumen.

Variabel yang dimaksud di sini meliputi beberapa faktor, misalnya seperti variasi barang dagangan dan jasa yang ditawarkan, harga, iklan, promosi, tata ruang, lokasi usaha, dan lain sebagainya.

Untuk menjaga kelangsungan hidup, kemajuan dan keunggulan bisnis ritel yang dijalankan, maka pengelola bisnis harus berupaya untuk mengaplikasikan strategi bauran penjualan eceran yang diharapkan memunculkan minat konsumen.

Beberapa komponen yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi disebut dengan 4P (product, price, place, and promotion).

Dengan menitikberatkan pada perhatian yang berbeda-beda pada beberapa variabel tersebut, maka pengusaha dapat menyesuaikan dan mencapai tujuan perusahaannya.

Sebuah strategi pemasaran yang baik tentu saja perlu didukung oleh beberapa faktor lain seperti kualitas pelayanan yang baik.

Salah satu cara bagi perusahaan untuk bisa unggul dari para kompetitornya adalah dengan tetap mempertahankan kualitas pelayanan yang lebih baik dari pesaingnya.

Harapan konsumen dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke mulut serta promosi yang dilakukan kemudian akan dibandingkan.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan atau membentuk model kualitas pelayanan terhadap para pelanggan, yaitu sebagai berikut:

  • Kesenjangan antara harapan pelanggan dengan persepsi manajemen.
  • Kesenjangan antara persepsi manajemen terhadap harapan para pelanggan dengan spesifikasi terhadap kualitas pelayanan.
  • Adanya kesenjangan antara spesifikasi kualitas pelayanan dan penyampaian pelayanan.
  • Kesenjangan antara pelayanan yang dirasakan oleh para pelanggan dan penyampaian pelayanan.

Perlu kamu tahu bahwa kualitas pelayanan dapat mencerminkan evaluasi persepsi para pelanggan tentang berbagai elemen jasa yaitu kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, dan kualitas hasil.

Selanjutnya beberapa elemen jasa tersebut akan dievaluasi berdasarkan pada dimensi kualitas pelayanan yang spesifikasi seperti keandalan, daya tangkap, jaminan, kemudahan dalam melakukan hubungan, dan bukti langsung.

Trend Industri Ritel

trend industri ritel

Seiring dengan perkembangan zaman industri ritel juga mengalami perkembangan yang sangat cepat.

Berbagai macam perubahan dapat dilihat dari beberapa hal seperti:

  • Perbedaan yang mendasar dan terus mengalami perkembangan dalam format ritel.
  • Meningkatnya konsentrasi industri.
  • Globalisasi.
  • Penggunaan berbagai macam cara untuk melakukan interaksi dengan para pelanggan.

Pada saat ini konsumen sudah bisa membeli barang yang sama dari beberapa pebisnis ritel yang berbeda.

Setiap format ritel tentu saja menargetkan pasar yang berbeda dan yang semakin meningkat.

Dalam hal ini setiap jenis ritel menawarkan berbagai macam manfaat yang berbeda.

Oleh karena itu, para konsumen dapat berlangganan pada ritel yang berbeda untuk pembelian dan kebutuhan yang berbeda.

Memang pada awalnya bisnis ritel ini memang sebuah bisnis yang bersifat lokal, namun sekarang konsep bisnis ritel sudah bisa berkembang menjadi skala global.

Strategi Pemasaran Bisnis Ritel

strategi pemasaran bisnis ritel

Pada dasarnya strategi pemasaran bisnis ritel ini meliputi 2 hal, yaitu:

  • Pemilihan segmen target pasar dan penentuan format ritel.
  • Pengembangan kelebihan bersaing yang dapat memungkinkan bisnis ritel untuk mengurangi tingkat kompetensi yang dihadapi.

Sebuah bisnis ritel yang dikatakan sukses atau berhasil tentu saja harus memenuhi kebutuhan para pelanggan pada segmen pasar yang dilayani.

Tentu saja hal tersebut harus lebih baik daripada para pesaingnya. Perlu kamu tahu bahwa sering kali pasar ritel ini ditetapkan berdasarkan faktor demografis, geografis, dan psikografis.

Menentukan pasar sasaran tentu saja merupakan syarat untuk bisa mengaplikasikan strategi bauran ritel.

Dalam hal ini bauran ritel atau yang biasa disebut dengan retail mix adalah kombinasi dari elemen produk, harga, lokasi, personalia, promosi, dan presentasi.

Tingginya permintaan pasar akan berbagai macam produk ritel tentu saja membuat sebagian besar pelaku usaha memilih strategi pemasaran ritel untuk memasarkan produk mereka.

Meskipun strategi pemasaran ritel ini terlihat mudah, namun persaingan pasar dalam bisnis ritel ini sudah sangat tinggi.

Oleh karena itu, sebelum memulai bisnis ritel ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:

1. Tentukan Target Pasar

Walaupun bisnis ritel dapat menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi sangat penting untuk menentukan target konsumen yang ingin dijangkau.

Misalnya seperti lebih menekankan pada harga yang lebih murah untuk dapat dijangkau oleh konsumen kelas menengah ke bawah.

Atau bisa juga dengan menyediakan berbagai produk dengan kualitas yang terbaik untuk dapat menjangkau sasaran pasar kelas menengah ke atas.

2. Ciptakan Loyalitas Pelanggan

Mempunyai pelanggan yang loyal tentu saja sebuah strategi yang tepat untuk meningkatkan keuntungan dalam sebuah bisnis ritel.

Hal tersebut dikarenakan dengan adanya loyalitas dari para pelanggan tentu saja akan meningkatkan pemasaran dan penjualan barang.

Selain itu dengan adanya loyalitas dari para pelanggan, akan membantu bisnis ritel untuk bisa menghadapi persaingan pasar.

Dalam hal ini ciptakanlah berbagai macam program promosi yang bisa meningkatkan loyalitas dari para konsumen.

Misalnya dengan memberikan kartu diskon bagi para member atau dengan mengadakan event promosi pada setiap akhir pekan.

3. Pilih Lokasi Usaha yang Strategis

Memilih lokasi usaha memang menjadi salah satu strategi yang sangat penting dalam mempengaruhi tingkat penjualan pada bisnis ritel.

Oleh karena itu, setiap pengusaha ritel wajib untuk menyesuaikan lokasi usaha dengan bisnis ritel yang dijalankan mereka, sebab lokasi usaha sangat menentukan potensi pasar.

Misalnya seperti lokasi yang berada di dalam pemukiman warga, kamu bisa membuka toko kelontong.

Sedangkan untuk lokasi usaha yang berada di daerah perkantoran, kamu dapat mencoba bisnis ritel dengan membuka minimarket atau supermarket.

4. Cantumkan Brand Pada Setiap Produk

Pembentukan image kepada para calon konsumen, memang menjadi salah satu cara yang jitu untuk memasarkan bisnis ritel.

Dalam hal ini yang perlu diingat adalah brand bukan hanya sekedar sebuah nama, sehingga mencantumkan brand pada setiap produk menjadi sangat penting.

Misalnya seperti mencantumkan logo di setiap label harga produk atau dengan mencantumkan logo pada interior yang ada di toko.

Sehingga brand tersebut akan menjadi pembeda antara bisnis ritel yang kamu miliki dengan bisnis para pesaing kamu.

5. Berikan Pelayanan Prima Kepada Konsumen

Dalam hal ini para pebisnis ritel jangan mengabaikan istilah bahwa pembeli adalah raja. Perlu diingat bahwa istilah ini memberikan masukkan kepada para pebisnis ritel untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggan.

Biasakan untuk melayani para pelanggan dengan 3S 1A (sambut, senyum, sapa, dan antusias).

Lakukan hal dari yang terkecil, misalnya seperti menyambut para konsumen dengan mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih setelah mereka selesai membeli.

Dengan melakukan cara ini tentu saja akan membuat para konsumen menjadi lebih dihargai pada saat berbelanja di tempat kamu, dan tidak segan untuk datang lagi.

Karena strategi pemasaran bisnis ritel ini lebih mengacu pada konsumen akhir sebagai suatu potensi pasar, alangkah lebih baik jika pemasaran bisnis dengan pendekatan langsung kepada konsumen.

Yakinlah jika loyalitas dari para konsumen sudah terbentuk, maka yang menjadi agen pemasaran yang paling efektif bagi bisnis ritel adalah para konsumen tersebut.

Sehingga, memenuhi seluruh kebutuhan dan melayani dengan baik konsumen tentu akan membuat konsumen menjadi loyal.

Tinggalkan komentar