√ Obligasi | Sejarah, Jenis, Karakter, Risiko, Contoh Soal

Obligasi (surat utang  atau bond) merupakan salah satu produk dari pasar modal. Obligasi ini dapat disebut sebagai surat utang jangka menengah sampai dengan panjang yang bisa dipindahtangankan.

Obligasi ini merupakan produk salah satu produk dari pasar modal yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas.

Tujuan berinvestasi dalam obligasi pada umumnya adalah untuk mendapatkan penghasilan yang tetap dalam jangka waktu panjang.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang obligasi, mari simak artikel ini.

Pengertian Obligasi

Apa itu obligasi?

Obligasi adalah surat pengakuan atau pernyataan utang jangka menegah sampai jangka panjang yang diterbitkan oleh pihak yang mempunyai janji untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang sudah ditentukan pada pihak pembeli obligasi tersebut.

Nah, dalam pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa penerbit obligasi adalah pihak yang mempunyai hutang dan pemegang obligasi adalah yang berpiutang.

Pengertian Obligasi Menurut Para Ahli

Supaya bisa lebih memahami apa itu obligasi, maka berikut merupakan pendapat para ahli tentang obligsi.

Eduardus Tandelilin

“Obligasi adalah suatu sekuritas yang didalamnya berisi janji untuk membayarkan pembayaran sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.”

Jonathan B. Berk

“Obligasi adalah salah satu surat berharga yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh dana dari investor dengan kompensasi dalam bentuk bunga yang dibayarkan berdasarkan perjanjian.”

Yuliana dkk

“Obligasi adalah surat pengakuan atas utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak yang berutang, yang mempunyai suatu nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara berkala atas dasar persentase tertentu yang tetap.”

Frank J. Fabozzi

“Obligasi adalah suatu surat pengakuan terhadap hutang dari suatu pihak yang akan dibayar lunas ketika jatuh tempo sebesar jumlah nominal-nya.

Penghasilan yang bisa didapatkan dari obligasi adalah bunga yang dibayarkan oleh penerbit obligasi.”

Sejarah Obligasi

Pada saat Perang Dunia I pecah, dana milik pemerintah Amerika Serikat memang tidak seperti sekarang ini.

Nyatanya, jumlah dana yang ada ketika masa itu tidak mampu untuk menutup semua biaya perang.

Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Amerika Serikat memanfaatkan kendali-nya terhadap uang rakyat. Pemerintah Amerika Serikat menaikkan pajak terhadap warganya.

Hal tersebut bertujuan untuk dapat mencukupi kekurangan biaya perang. 3 tahun setelah PD 1, tepatnya pada tahun 1917, pemerintah Amerika Serikat menemukan solusi alternatif yang dapat digunakan untuk menutup hutang negara.

Solusi alternatif tersebut lebih dikenal dengan Liberty Bond atau Obligasi Liberty yang sudah bisa membebaskan AS dari krisis ekonomi.

Liberty Bond ini diaplikasikan oleh pemerintah AS untuk memperoleh uang lebih dengan tujuan untuk menutupi biaya perang atau defisit negara.

Yaitu dengan cara menjual obligasi tersebut kepada warga negara Amerika. Mereka di tawari imbalan yang besar.

Sangat mengejutkan hanya dalam waktu singkat pemerintah AS sukses mengumpulkan dana yang sangat besar dari hasil penjualan obligasi tersebut. Seiring berjalannya waktu penjualan dari obligasi ini semakin banyak.

Dan tentunya tidak dapat dipungkiri, surat utang yang disebut dengan Obligasi Liberty ini semakin dikenal oleh masyarakat luas.

Berikut merupakan iklan yang digunakan oleh pemerintah AS untuk mendorong rakyatnya membeli obligasi.

sejarah obligasi

Jenis – Jenis Obligasi

Obligasi ini mempunyai beberapa jenis yang berbeda. Berikut merupakan penjelasannya.

1. Dari Segi Penerbit

  • Corparate Bonds

Adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan, baik yang berbentuk BUMN (Badan Usaha Milik Negara) atau pun badan usaha swasta.

  • Government Bonds

Adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

  • Municipal Bonds

Adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan public (public utility).

2. Dari Sistem Pembayaran Bunga

  • Zero Coupon Bonds

Adalah surat utang yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik, tapi bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

  • Coupon Bonds

Adalah surat utang dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

  • Fixed Coupon Bonds

adalah surat utang dengan tingkat kupon bunga yang sudah tentukan pada saat sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

  • Floating Coupon Bonds

Adalah surat utang dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu. Ditentukan berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu.

Seperti Average Time Deposit, yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.

3. Dari Hak Penukaran/Opsi

  • Convertible Bonds

Adalah surat utang yang memberikan hak pada pemegang-nya untuk mengkonversikan surat utang tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

  • Exchangeable Bonds

Adalah surat utang yang memberikan hak kepada pemegang-nya untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

  • Callable Bonds

Adalah surat utang yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali surat utang pada harga tertentu sepanjang umur surat utang tersebut.

  • Putable Bonds

Adalah surat utang yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten membeli kembali surat utang pada harga tertentu sepanjang umur surat utang tersebut.

4. Dari Segi Jaminan atau Kolateral

  • Unsecured Bonds

Adalah surat utang yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu, namun dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

  • Secured Bonds

Adalah surat utang yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ke-3. Jenis surat utang ini terdiri dari:

  • Guaranted Bonds, adalah surat utang yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggungan dari pihak ke-3.
  • Mortgage Bonds, adalah surat utang yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas property atau asset tetap.
  • Collateral Trust Bonds, adalah surat utang yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya. Misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

5. Dari Segi Nominal

  • Conventional Bonds

Adalah surat utang yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal Rp.1.000.000.000 per satu lot.

  • Retail Bonds

Adalah surat utang yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds atau government bond.

6. Dari Segi Perhitungan Imbal Hasil

  • Conventional Bonds

Adalah surat utang yang diperhitungkan dengan menggunakan sistem bunga.

  • Syariah Bonds

Adalah surat utang yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal 2 macam surat utang syariah, yaitu.

  • Obligasi Syariah Mudharabah

Adalah surat utang syariah yang mengaplikasikan akad bagi hasil. Sehingga penghasilan yang diperoleh investor dari surat utang tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan dari emiten.

  • Obligasi Syariah Ijarah

Adalah surat utang syariah yang mengaplikasikan akad sewa. Sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal surat utang diterbitkan.

Karakteristik Obligasi

1. Nilai nominal (face value)

Adalah nilai pokok dari suatu surat utang yang akan diterima oleh pemegang surat utang ketika jatuh tempo.

2. Kupon (interest rate)

Adalah nilai bunga yang diterima oleh pemegang surat utang secara berkala (periode pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan).

3. Jatuh tempo (maturity)

Adalah tanggal ketika pemegang surat utang akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal surat utang yang dimilikinya.

Periode jatuh tempo surat utang ini bervariasi, mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Surat utang yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah diprediksi.

Sehingga mempunyai resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan surat utang yang memiliki jatuh tempo dalam waktu 5 tahun.

Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu surat utang maka semakin tinggi kupon atau bunganya.

4. Penerbit/emiten (issuer)

Adalah penerbit dari surat utang.

Harga obligasi ini berbeda dengan harga saham, jika harga saham dinyatakan dalam bentuk mata uang, maka harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.

Terdapat 3 kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu sebagai berikut.

  • Par (nilai pari)

Harga surat utang sama dengan nilai nominal-nya. Misalnya surat utang dengan nilai nominal Rp.50.000.000 dijual pada harga 100%.

Maka nilai surat utang tersebut adalah 100% x Rp.50.000.000 = Rp.50.000.000

  • At Premium (dengan premi)

Harga surat utang lebih besar dari nilai nominal. Misalnya surat utang dengan nilai nominal Rp.50.000.000 dijual dengan harga 102%. Maka nilai obligasi adalah 102% x Rp.50.000.000 = Rp.51.000.000

  • At Discount (dengan diskon)

Harga surat utang lebih kecil dari nilai nominal. Misalnya surat berharga dengan nilai nominal Rp.50.000.000 dijual dengan harga 98%.

Maka nilai dari surat utang adalah 98% x Rp.50.000.000 = Rp.49.000.000

Keuntungan Obligasi

  • Investasi dalam bentuk surat utang ini adalah investasi yang aman. Karena pembayaran pokok utang dan kupon dijamin dalam peraturan perundang-undangan.
  • Surat utang ini bisa dijadikan sebagai agunan kredit di bank atau untuk membeli instrument aktiva lain.
  • Pemegang surat utang ini memperoleh keuntungan dari capital gain, yaitu selisih dari harga surat utang pada saat diperdagangkan.
  • Mudah untuk diperdagangkan di pasar sekunder sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan BEI atau di luar BEI.
  • Pemegang surat utang ini memperoleh bunga yang pada umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito bank

Kekurangan / Resiko Obligasi

  • Adanya resiko gagal bayar dari penerbit surat utang. Sehingga investor tidak akan memperoleh untuk atau bahkan kehilangan pokok investasi-nya. Resiko seperti ini tidak terdapat pada surat utang negara yang tentunya terlindungi undang-undang.
  • Surat utang ini mudah terpengaruh oleh perubahan ekonomi, situasi politik, dan suku bunga.
  • Investor akan mengalami kerugian jika menjual surat utang di pasar sekunder sebelum jatuh tempo. Karena harga jual surat utang tersebut lebih rendah daripada harga beli-nya.

Pencatatan / Penjurnalan Obligasi

Pencatatan investasi jangka panjang dalam obligasi ini sebenarnya hampir sama dengan investasi jangka pendek.

Yaitu dicatat dengan menggunakan harga perolehan-nya, memperhitungkan dan mencatat pula adanya bunga berjalan baik dalam transaksi jual beli atau akhir periode.

Dalam perihal beban, dalam investasi jangka panjang ketika akhir periode harus memperhitungkan amortisasi atas agi/disagi atau selisih lebih / kurang antara harga perolehan dengan nilai nominal-nya.

Jika harga perolehan lebih besar dari harga nominal, maka selisih-nya disebut dengan Agio (premium).

Dan jika harga perolehan lebih kecil daripada harga nominal-nya selisih-nya disebut dengan Disagio (discount).

penjurnalan obligasi
Baca Juga: Saham (Stock)

Contoh Soal 1

  • Tanggal 1 Juli 2019 PT Jaya Raya membeli sebanyak 200 lembar obligasi PT Kusuma yang mempunyai nilai sebesar Rp. 100.000/lembar dengan harga Rp. 19.225.000. Obligasi akan jatuh tempo pada tanggal 1 September 2023, bunga setahun adalah 15%, dibayar 2 kali setahun setiap tanggal 1 Maret dan 1 September.
  • Selama tahun 2019 dan 2020 tidak terjadi transaksi pembelian dan penjualan obligasi lagi.
  • Pada tanggal 1 Agustus 2022 PT Jaya Raya menjual 100 lembar obligasi PT Kusuma dengan harga Rp. 9.875.000

Diminta

Buatlah jurnal yang dibuat selama tahun 2019 dan 2020 serta ketika penjualan pada tanggal 1 Agustus 2022.

Jawab

jawaban soal obligasi
jawaban soal obligasi
jawaban soal obligasi

Penjelasan

1 Juli 2019

Harga obligasi = Rp. 19.225.000

Bunga berjalan 4 bulan dari 1 Maret s/d 1 Juli = 4 : 12 x 15% x Rp. 20.000.000 = Rp. 1.000.000

Jumlah yang dibayar = Rp. 19.225.000 + Rp. 1.000.000 = Rp. 20.225.000

1 September 2019

Penerimaan kupon atau bunga setiap 6 bulanan sekali yaitu pada (1 Maret, 1 Sept) = 6 : 12 x 15% x Rp. 20.000.000 = Rp. 1.500.000

31 Des 2019

Jurnal Penyesuaian:

Bunga yang harus diterima 4 bulan dari (1 Sep s/d 1 Des) = 4 : 12 x 15% x Rp. 20.000.000 = Rp. 1.000.000

Menghitung amortisasi:

Nilai nominal obligasi per lembar = Rp. 100.000

Bunga yang akan diterima selama kepemilikan dari 1 Juli 2019 s/d 1 September 2023 = 50 bulan = 50 : 12 x 15% x Rp. 100.000 = Rp. 62.500

Jumlah Rp. 100.000 + Rp. 62.500 = Rp. 162.500

Harga perolehan per lembar = Rp. 19.225.000 : 200 = Rp. 96.125

Bunga riil per lembar/bulan selama pemilikan 50 bulan = Rp. 162.500 – Rp. 96.125 = Rp. 66.375

Bunga riil per lembar/bulan = Rp. 66.375 : 50 = Rp. 1.327,50

Bunga yang dibayarkan per lembar/bulan = 1 : 12 x 15% x Rp. 100.000 = Rp. 1.250

Amortisasi disagio pel lembar/bulan = Rp. 1.327,50 – Rp. 1.250 = Rp. 77,50

Amortisasi disagio untuk tahun 2019 = 6 bulan ( 1 Juli s/d 31 Des ) = 200 x 6 x Rp. 77,50 = Rp. 93.000

atau

Nilai nominal perl lembar obligasi = Rp. 100.000

Harga perolehan = Rp. 19.225.000 : 200 = Rp. 96.125

Rp. 100.000 – Rp. 96.125 = Rp. 3.875

Amortisasi disagio per lembar/bulan = Rp. 3.875 : 50 = Rp. 77,50

Amortisasi untuk tahun 2019 = 6 bulan = 2000 x 6 x Rp. 77,50 = Rp. 93.000

1 Januari 2020

Jurnal pembalik = membalik berbagai akun yang terdapat di jurnal penyesuaian yang menimbulkan akun riil baru yaitu piutang bunga.

1 Maret dan 1 September 2020

Penerimaan kupon atau bunga setiap 6 bulan sekali.

31 Desember 2020

Bunga yang masih harus diterima = 4 : 12 x 15% x Rp. 20.000.000 = Rp. 1.000.000

Amortisasi disagio / discount = 200 x 12 Rp. 77,50 = Rp. 186.000

1 Agustus 2022

Nilai yang terbawa ketika obligasi dijual = Harga perolehan + amortisasi

Harga perolehan = 100 x Rp. 96.125 = Rp. 9.612.500

Amortisasi =

Tahun 2019 = 100 : 200 x Rp. 93.000 = Rp. 46.500

Tahun 2020 = 100 : 200 x Rp. 186.000 = Rp. 93.000

Tahun 2021 = 100 : 200 x Rp. 186.000 = Rp. 93.000

Tahun 2022 (1 Jan s/d 1 Agut = 7 bulan) = 7 x 100 x Rp. 77,60 = Rp. 54.250

Rp. 46.500 + Rp. 93.000 + Rp. 93.000 + Rp. 54.250 = Rp. 286.750

Nilai yang terbawa ketika penjualan = Rp. 9.612.500 + Rp. 286.750 = Rp. 9.899.250

Harga jual 100 lembar obligasi = Rp. 9.875.000

Rugi penjualan investasi (harga jual – nilai ketika penjualan) = Rp. 9.875.000 – Rp. 9.899.250 = Rp. 24.250

Bunga berjalan (1 Mart s/d 1 Agut = 5 bulan) = 5 : 12 x 15% x Rp. 10.000.000 = Rp. 625.000

Jumlah yang diterima = Rp. 9.875.000 + Rp. 625.000 = Rp. 10.500.000

Pengeluaran / Penempatan Obligasi

Pengeluaran obligasi ini dapat dicatat dengan menggunakan 2 cara, yaitu sebagai berikut.

  • Pencatatan sejak penempatan / yang tercatat hanya yang terjual.
  • Pencatatan sejak penerbitan / yang dicatat yang terjual dan yang belum terjual.

Obligasi bisa dijual sebesar nilai nominal-nya, diatas nilai nominal-nya atau dibawah nilai nominal-nya.

Apabila terjual diatas nilai nominal, maka selisih antara harga jual dengan harga nominal-nya ini dicatat dalam akun “agio obligasi (premium)”.

Dan apabila terjual dibawah nilai nominal-nya, maka selisih antara harga nominal-nya dengan harga jual dicatat dengan menggunakan akun “disagio obligasi (discount)”.

Bunga Obligasi

Umumnya bunga obligasi ini dibayarkan setiap 6 bulan pada tanggal – tanggal tertentu, yang disebut sebagai “tanggal kupon” misalnya 1/4 – 1/10, 1/3 – 1/9.

Untuk bunga ini akan dicatat dalam akun biaya bunga.

Berbagai macam kegiatan yang mengakibatkan munculnya pencatatan biaya bunga adalah sebagai berikut:

  • Ketika penempatan/pengeluaran obligasi yang tidak terjadi pada salah satu tanggal kupon, sehingga akan muncul bunga berjalan yang harus dibayar oleh pembeli untuk masa mulai tanggal kupon terakhir sampai tanggal transaksi. Contoh: obligasi dikeluarkan pada 25 April, tanggal kupon 1/4 – 1/10. Maka bunga berjalan akan dihitung pada 1/4 – 25/4 = 24 hari.
  • Setiap tanggal kupon harus membayar bunga 6 bulan untuk utang obligasi yang beredar.
  • Pada saat akhir periode akuntansi, harus dibuat jurnal penyesuaian untuk bunga berjalan yang dihitung dari tanggal kupon terakhir sampai dengan tanggal penyusunan neraca.
  • Pada saat awal periode akuntansi, alangkah baiknya dibuat jurnal pembalik atas bunga berjalan yang dijelaskan pada poin 3 diatas.

Contoh Soal 2

Berikut ini merupakan transaksi yang terjadi pada PT FM yang berkaitan dengan utang obligasi, serta pencatatan-nya dalam jurnal apabila:

  • Pencatatan sejak penerbitan
  • Pencatatan sejak penempatan

Jawab

contoh soal obligasi adalah
contoh soal

Penjelasan Perhitungan Bunga

16 Maret

Bunga berjalan 1/3 – 16/3 = 15 hari

(Rp. 100.000.000 x 15 x 12) : (360 x 100) = Rp. 500.000

Disagio = (98% x Rp. 100.000.000) – Rp. 100.000.000 = (Rp.2.000.000)

1 Mei

Bunga berjalan 1/3 – 1/5 = 2 bulan

(Rp. 150.000.000 x 2 x 12) : (12 x100) = Rp. 3.000.000

7 Juli

Bunga berjalan 1/3 – 7/7 = 126 hari

(Rp. 100.000.000 x 126 x 12) : (360 x 100) = Rp. 4.200.000

Agio = (105% x Rp. 100.000.000) – Rp. 100.000.000 = Rp. 5.000.000

1 September

Obligasi yang sudah beredar = 1.000 lembar + 1.000 lembar + 1.500 lembar = 3.500 lembar.

Nilai nominal obligasi yang sudah beredar = Rp. 100.000 x 3.500 lembar = Rp. 350.000.000

Bunga yang harus dibayar pada tanggal kupon = (Rp. 350.000.000 x 6 x12) : (12 x 100) = Rp. 21.000.000

31 Desember

Obligasi yang sudah beredar / ditempatkan = 3.500 lembar + 800 lembar = 4.300 lembar.

Bunga berjalan 1/9 – 31/12 = 4 bulan

(Rp. 430.000.000 x 4 x12) : (12 x 100) = Rp. 17.200.000

Agio = (102% x Rp. 80.000.000) – Rp. 80.000.000 = Rp. 1.600.000

Amortisasi Agio dan Disagio

Apabila suatu obligasi ditempatkan / dijual dibawah nilai nominal, mengakibatkan timbulnya disagio obligasi (discount/disconto).

Disagio bukanlah menjadi kerugian atau beban pada periode penempatan obligasi, namun harus dianggap sebagai kerugian / beban selama umur obligasi.

Oleh karena itu setiap akhir periode akuntansi / setiap tanggal kupon, disagio tersebut harus diamortisasikan.

Begitu pun juga dengan agio obligasi (premium), jangan dianggap sebagai suatu keuntungan pada periode pengeluaran obligasi, namun sebagai pengurangan pembayaran bunga selama umur obligasi.

Oleh karena itu harus pula diamortisasi setiap tanggal kupon atau pada akhir periode akuntansi.

Amortisasi dapat dihitung dengan menggunakan 2 metode yaitu garis lurus dan bunga efektif. Namun pada pembahasan kali ini hanya akan dibahas metode garis lurus.

Dalam metode garis lurus, jumlah disagio atau agio obligasi, yang dipindahkan ke beban bunga setiap periode tertentu sama besarnya.

Contoh disagio obligasi Rp. 3.000.000, umur obligasi 5 tahun, maka amortisasi setiap tanggal kupon (1/2 tahun sekali) = Rp. 3.000.000 : 10 = Rp. 300.000.

Contoh Soal 3

Pada tanggal 1 September 2020 PT Berkah mengeluarkan sejumlah 1.000 lembar obligasi 9%, dengan kurs 98%. Nilai dari obligasi tersebut adalah Rp. 100.000/lembar.

Akan jatuh tempo pada tanggal 31 Agustus 2025. Kupon 1/3 – 1/9. Buatlah jurnal yang dibutuhkan untuk tahun 2020 dan 2021.

Jawab

contoh soal bonds

Penjelasan

31 Des

Utang bunga (1/9 – 31/12) = 4 bulan = (Rp. 100.000.000 x 4 x9) : (12 x 100) = Rp. 3.000.000

1 Mart dan 1 Sept

Bunga 6 bulan = (Rp. 100.000.000 x 6 x 9) : (12 x 100) = Rp. 4.500.000

Amortisasi disagio = Rp. 2.000.000 : 10 = Rp. 200.000

Disagio obligasi = Rp. 2.000.000 umur obligasi 1 Sept 2020 sampai 31 agustus 2025 = 5 tahun. 5 tahun x 2 = 10.

Contoh Soal 4

PT Mastahpedia pada tanggal 1 November 2020 mengeluarkan sejumlah 2.000 lembar obligasi dengan bunga 15% dan kurs 103%. Nilai nominal-nya adalah Rp. 100.000/lembar.

Jatuh tempo pada 1 November 2025. Kupon 1/5 – 1/11. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan utang obligasi tersebut untuk tahun 2020 dan 2021.

Jawab

contoh soal

Pelunasan Obligasi

Pada umumnya pelunasan obligasi ini dilakukan pada saat tanggal jatuh tempo, namun apabila memang dana untuk pelunasan sudah siap sebelum tanggal jatuh tempo bisa dibayarkan.

Daripada harus membayar bunga setiap tanggal kupon, alangkah lebih baik jika obligasi yang beredar ditarik kembali.

  • Apabila pelunasan dilakukan pada tanggal jatuh tempo, tentunya sebesar nilai nominal ditambah dengan bunga yang terutang.
  • Apabila pelunasan dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo, berarti membeli kembali obligasi dari para pemegang-nya. Tentunya dengan harga yang sesuai dengan kesepakatan / harga wajar menurut bursa surat – surat berharga. Oleh karena itu akan timbul rugi atau laba pelunasan.

Contoh Soal 5

Berdasarkan contoh soal ke 3, maka jurnal yang dibuat oleh PT Berkah pada tanggal jatuh tempo (31 Agustus 2025) adalah sebagai berikut:

Utang obligasiRp. 100.000.000 
Biaya bungaRp. 4.700.000 
          Disagio obligasi Rp. 200.000
          Kas Rp. 104.500.000
Mencatat pelunasan dan bunga

Penjelasan

Biaya bunga = bunga 6 bulan + amortisasi disagio

Biaya bunga = Rp. 4.500.000 + Rp. 200.000 = Rp. 4.700.000

Contoh Soal 6

Berdasarkan contoh soal 4, apabila PT Mastahpedia menarik semua utang obligasi-nya pada tanggal 1 Juli 2023 dengan kurs 104%, maka jurnal yang dibuat pada tanggal 1 Juli 2023 adalah sebagai berikut:

Agio obligasiRp. 200.000 
          Biaya bunga Rp. 200.000
Mencatat amortisasi 2 bulan
Utang obligasiRp. 200.000.000 
Agio ObligasiRp. 2.800.000 
Biaya bungaRp. 5.000.000 
Rugi penjualan obligasiRp. 5.200.000 
          Kas Rp. 213.000.000
Mencatat pelunasan obligasi

Penjelasan

  • Agio = Rp. 6.000.000 diamortisasikan selama 5 tahun / 60 bulan. Amortisasi setiap bulan = Rp. 6.000.000 : 60 = Rp. 100.000.
  • Agio yang belum diamortisasikan 1 Juli 2023 sampai dengan 1 November 2025 = 28 bulan. Jadi 28 x Rp. 100.000 = Rp. 2.800.000.
  • Biaya bunga yang dibayar ketika pelunasan adalah 1 Mei 2023 sampai dengan 1 Juli 2023 = 2 bulan. (Rp. 200.000.000 x 2 x 15) : (12 x 100) = Rp. 5.000.000.

Akhir Kata

Nah, demikian merupakan penjelasan tentang obligasi. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan Anda.

Jika ada kritik, saran, atau pertanyaan silakan tuliskan di kolom komentar. Terima kasih.

Tinggalkan komentar