√ Rasio Likuiditas | Jenis, Faktor, Contoh, Tujuan, Manfaat

Rasio likuiditas (rasio modal kerja) adalah salah satu teknik analisis rasio yang digunakan untuk analisa laporan keuangan yang berfungsi untuk membantu mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan asset lancarnya.

Rasio ini penting dipakai untuk menganalisis suatu laporan keuangan. Hal tersebut dikarenakan akan sangat berbahaya apabila suatu perusahaan tidak likuid yang bisa menyebabkan kebangkrutan.

Nah, untuk lebih memahami lebih jauh tentang rasio likuiditas, yuk simak pembahasan berikut ini.

Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Para Ahli

Supaya lebih memahami tentang pengertian dari rasio likuiditas, berikut merupakan beberapa pendapat yang disampaikan oleh para ahli.

Kasmir (2012:130)

“Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.”

Van Horne dan Wachowicz (2012:205)

“Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek atau aktiva lancar yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut.”

Mamduh M.Hanafi dan Halim (2014:37)

“Rasio likuiditas adalah kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relative terhadap kewajiban lancarnya.”

Harahap (2010:301)

“Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

Rasio ini bisa dihitung melalui sumber tentang modal kerja yaitu berbagai pos aktiva lancar dan hutang lancar.”

Tujuan Rasio Likuiditas

Berikut merupakan tujuan dari penggunaan rasio likuidasi dalam melakukan analisis laporan keuangan.

  1. Untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam membayar utang yang akan jatuh tempo ketika ditagih. Hal tersebut berarti kemampuan membayar utang yang sudah saatnya dilunasi sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan.
  2. Untuk mengukur kemampuan dari perusahaan dalam melunasi kewajiban lancar menggunakan aktiva lancar secara keseluruhan. Hal tersebut berarti bahwa jumlah kewajiban yang umurnya kurang dari atau sama dengan 1 tahun, dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar.
  3. Untuk mengukur kemampuan dari perusahaan dalam melunasi kewajiban lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau piutang-nya.
  4. Untuk mengukur dan juga membandingkan antara jumlah modal kerja perusahaan dengan jumlah persediaan.
  5. Untuk mengukur seberapa banyak uang kas yang ada untuk bisa membayar utang jangka pendek.
  6. Sebagai alat perencana dimasa yang akan datang, khususnya yang berhubungan dengan kas dan kewajiban.
  7. Sebagai alat untuk menggambarkan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dari setiap komponen yang terdapat di aktiva lancar dan kewajiban lancar.
  8. Sebagai alat pemacu untuk pihak internal perusahaan untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja-nya, dengan mengacu pada hasil rasio likuiditas saat ini.

Manfaat Rasio Likuiditas

Analisis laporan keuangan dengan menggunakan perhitungan rasio likuiditas cukup banyak memberikan manfaat bagi banyak pihak yang mempunyai kepentingan pada laporan keuangan.

Pihak yang mempunyai kepentingan diantaranya adalah pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan.

Bagi pihak internal perusahaan rasio likuiditas bermanfaat untuk menunjukan dan menilai kinerja mereka dalam mengelola perusahaan, khususnya dalam hal likuiditas perusahaan.

Selanjutnya pihak luar perusahaan juga mempunyai kepentingan, misalnya kreditor, investor, supplier, dan lain sebagainya.

Bagi para pihak yang berasal dari luar perusahaan rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai perusahaan dalam membayar utang kepada pihak ke-3.

Kemampuan membayar dari perusahaan tersebut akan memberikan suatu jaminan bagi pihak yang bersangkutan.

Bagi pihak kreditor bermanfaat untuk memberikan penilaian apakah perusahaan tersebut akan diberikan pinjaman lagi atau tidak.

Bagi pihak distributor bermanfaat untuk menilai apakah suatu perusahaan mempunyai kemampuan membayar atau tidak.

Jika suatu perusahaan memiliki kemampuan membayar, maka akan mempermudah dalam menentukan keputusan untuk menjual barang secara kredit.

Artinya, terdapat suatu jaminan yang menunjukan bahwa pinjaman yang diberikan kepada perusahaan akan bisa dibayar secara tepat waktu.

Tapi rasio likuiditas bukanlah satu – satunya bahan pertimbangan untuk menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara kredit.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Rasio Likuiditas

Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi likuiditas suatu perusahaan. faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut.

1. Cost of External Financing

Faktor cost of external financing ini berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan apabila perusahaan memakai pendanaan dari luar perusahaan, memakai proxy ukuran perusahaan dan kesempatan tumbuh untuk mengukur faktor tersebut.

Munawir (2001) menjelaskan bahwa cost of external financing yang dihadapi perusahaan besar lebih rendah daripada perusahaan kecil.

Hal tersebut dikarenakan perusahaan besar lebih bisa mencapai economic of scale terutama apabila dihubungkan dengan biaya tetap ketika melakukan emisi saham.

Pada perusahaan yang menghadapi keadaan asymmetric information yang rumit antara outsider dan insider investors, maka perusahaan tersebut akan cenderung untuk mengalami cost of external financing yang besar.

Hal tersebut berlaku pada perusahaan – perusahaan yang nilainya sebagian besar ditentukan oleh growth opportunities. Perusahaan tersebut juga akan menghadapi asymmetric information yang besar.

2. Current and Future Investment Opportunities

Current and future investment opportunities merupakan suatu kesempatan investasi yang dihadapi oleh perusahaan, baik pada saat sekarang atau di masa yang akan datang.

Faktor ini bisa mempengaruhi manajemen dalam menentukan kebijakan likuiditasnya.

Berhubungan dengan current and future investment opportunities ini pihak manajemen akan mempertimbangkan, apakah lebih baik berinvestasi dalam bentuk asset tetap atau dalam asset lancar.

3. Transactions Demand for Liquidity

Transaction demand for liquidity ini berhubungan dengan kas yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk bertransaksi.

Faktor ini adalah faktor yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam menetapkan likuiditas perusahaan.

Tingkat kemampuan dari perusahaan untuk membayar semua kewajiban lancarnya disebut dengan likuiditas seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Perusahaan yang memiliki cukup kemampuan dalam melunasi kewajiban lancarnya disebut sebagai perusahaan yang likuid. Sedangkan perusahaan yang kesulitan melunasi kewajiban lancarnya disebut illikuid.

Kemampuannya tersebut bisa diukur dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh kas atau kemampuan untuk mengubah aktiva non kas menjadi kas.

Umumnya aspek likuiditas dihubungkan dengan 1 periode tahun buku atau terkadang diidentifikasikan dengan siklus operasi normal suatu perusahaan.

Siklus operasi normal tersebut adalah suatu jangka waktu yang mencakup sejak dimulainya kegiatan produksi, pembelian, penjualan sampai kegiatan yang diidentifikasi-kan dengan siklus operasi normalnya.

Pada umumnya dipakai pada perusahaan yang siklus operasinya melebihi 1 periode tahun buku.

4. Cash Flow Uncertainty

Cash flow uncertainty (ketidakpastian arus kas) bisa menentukan kebijakan manajer dalam menetapkan tingkat likuiditas perusahaan.

Perusahaan yang memiliki tingkat ketidakpastian arus kas yang tinggi akan cenderung untuk melakukan investasi dalam aktiva yang likuid atau lancar dengan jumlah yang cukup besar.

Selain ke-4 faktor tersebut, terdapat juga beberapa faktor lainnya, yaitu sebagai berikut.

  • Jenis perusahaan
  • Kebutuhan jumlah modal untuk menjalankan kegiatan perusahaan.
  • Perubahan pada persediaan yang kaitannya dengan volume penjualan pada saat ini atau di masa yang akan datang. Yang mungkin terdapat over investment dalam persediaan tersebut.
  • Present value atau nilai sesungguhnya dari aktiva lancar. Terkadang terdapat suatu kemungkinan suatu perusahaan memiliki saldo piutang yang besar, namun piutang tersebut sudah lama dan sulit ditagih. Oleh karena itu nilai realisasinya mungkin akan lebih kecil daripada yang dilaporkan.

Jenis – Jenis Rasio Likuiditas

Terdapat beberapa jenis rasio likuiditas, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam membayar utang lancar-nya yang akan jatuh tempo ketika ditagih secara keseluruhan.

Artinya, seberapa banyak aktiva lancar yang ada untuk menutupi utang lancar-nya yang akan jatuh tempo.

Rasio lancar juga bisa dikatakan sebagai alat untuk mengukur tingkat keamanan margin (margin of safety) suatu perusahaan.

Jika rasio lancar suatu perusahaan rendah atau dibawah standar industry, maka perusahaan tersebut sedang mengalami masalah likuidasi.

Apabila  suatu perusahaan mempunyai rasio lancar yang terlalu tinggi juga kurang bagus.

Hal tersebut dikarenakan menunjukan banyak dana menganggur yang pada akhirnya bisa mengurangi kemampuan perusahaan.

Dalam praktek pada umumnya dipakai ukuran standar rasio lancar sebesar 200% atau 2 kali. Ukuran standar tersebut dianggap sebagai ukuran yang cukup baik bagi suatu perusahaan.

Artinya dengan ukuran rasio lancar tersebut perusahaan sudah merasa pada titik aman dalam jangka pendek.

Tapi untuk mengukur kinerja manajemen ukuran yang paling penting adalah rata – rata industry untuk perusahaan yang sejenis.

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar atau current ratio.

rumus rasio lancar

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat adalah rasio yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan (inventory).

Dengan kata lain dalam perhitungan kita mengabaikan persediaan, yaitu dengan cara dikurangi dari aktiva lancar.

Hal tersebut dikarenakan persediaan merupakan aktiva lancar yang tingkat likuidnya paling rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan sering menimbulkan kerugian apabila terjadi likuidasi.

Berikut adalah rumus untuk menghitung rasio cepat (quick ratio).

rumus rasio cepat

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas adalah rasio yang dipakai untuk mengukur seberapa banyak kas dan setara kas yang ada untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Ketersediaan kas dan setara dapat meliputi kas ditangan, rekening giro atau tabungan di bank yang bisa kapan saja diambil.

Berikut merupakan rumus yang dapat dipakai untuk menghitung rasio kas.

rumus rasio kas

4. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)

Rasio perputaran kas adalah suatu ukuran sejauh mana efisiensi pemakaian kas yang diusahaan oleh perusahaan.

Perputaran kas disini dijadikan sebagai dasar atau tolak ukur kecepatan arus kas dari kembalinya kas yang sudah diinvestasikan di dalam modal kerja.

Perusahaan yang angka perputaran kas nya melebihi standar industry, maka perusahaan tersebut kasnya over investment dan penggunaannya tidak efektif.

Kesuksesan perusahaan dalam menjaga dan mengatur rasio kas-nya, jika perusahaan tersebut mampu untuk menjaga rasio perputaran kas ini menjadi proporsional atau sesuai dengan standar. Hal tersebut berarti nilai rasio perputaran kas-nya tidak terlalu tinggi atau rendah.

Dengan menggunakan rasio ini, investor atau kreditur ingin mengetahui besarnya penjualan yang dapat dihasilkan dari jumlah kas rata – rata yang dimiliki oleh perusahaan.

Rasio perputaran kas menjadi indicator kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam dalam kas dan setara kas menjadi kas kembali dengan melalui kegiatan penjualan atau pendapatan bersih perusahaan.

Jika nilai rasio ini tinggi efeknya adalah kas yang masuk kembali melalui kegiatan penjualan bisa digunakan kembali untuk mendanai kegiatan operasional usaha perusahaan. Dengan begitu kondisi keuangan perusahaan tetap bisa terjaga.

Dan apabila kas perusahaan terjaga, maka perusahaan dapat menghindari kebangkrutan akibat faktor kas yang buruk.

Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran kas.

rumus rasio perputaran kas

Standar Industri Rasio Likuiditas

Berikut merupakan standar industri pada rasio likuiditas menurut Kasmir (2012:143).

NoJenis Rasio LikuiditasStandar Industri
1Current Ratio (Rasio Lancar)2 kali (200%)
2Quick Ratio (Rasio Cepat)1,5 kali (150%)
3Cash Ratio (Rasio Kas)1 kali (100%)
4Cash Turnover (Perputaran Kas)10 kali (1000%)

Contoh Perhitungan Rasio Likuiditas

Berikut merupakan contoh perhitungan dari ke-4 rasio likuiditas yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Contoh Perhitungan Rasio Lancar

data perhitungan rasio lancar
jawaban perhitungan rasio lancar

Dari hasil analisa dengan menggunakan rasio lancar tahun 2019 – 2020 tersebut bisa dilihat bahwa.

Pada tahun 2019 rasio lancar atau current ratio CV Mastah Bisnis sebesar 2,03 atau 203%. Hal tersebut sudah sesuai dengan standar industri rasio likuiditas yaitu sebesar 2 kali.

Dengan demikian kemampuan dalam melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan tersebut di tahun 2019 bisa dikatakan baik.

Hal tersebut dikarenakan setiap Rp. 1 kewajiban lancar perusahaan bisa dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 2,03.

Pada tahun 2020 rasio lancar CV Mastah Bisnis sebesar 1,58 atau 158%. Angka tersebut masih tergolong baik, karena Rp. 1 hutang lancar perusahaan bisa dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 1,58.

Contoh Perhitungan Rasio Cepat

data perhitungan rasio cepat
jawaban perhitungan rasio cepat

Dari hasil analisis dengan menggunakan rasio cepat tahun 2019 – 2020 bisa dilihat bahwa.

Pada tahun 2019 rasio perusahaan menunjukan hasil 2 kali atau 200%. Angka tersebut lebih besar 0,5 dibandingkan dengan standar industry.

Namun kelebihan tersebut masih tergolong wajar. Jadi dapat disimpulkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka panjangnya tergolong baik dan tidak terlalu over dalam menginvestasikan dalam aktiva lancar.

Hasil tersebut berarti hutang lancar sebesar Rp. 1 bisa dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 2.

Pada tahun 2020 rasio perusahaan menunjukkan hasil 1,56 kali atau 156%. Pada tahun ini angka rasio cepat lebih besar 0,06 dari nilai standar industry.

Hal tersebut tentunya baik. Hutang lancar sebesar Rp. 1 dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 1,56.

Contoh Perhitungan Rasio Kas

data perhitungan rasio kas
jawaban perhitungan rasio kas

Pada perhitungan rasio kas tersebut, diketahui pada tahun 2019 terjadi penurunan rasio sebesar 0,43. Pada tahun 2019 dan 2020 rasio kas sudah memenuhi syarat untuk sebuah perusahaan.

Hal tersebut karena rasio kas yang baik adalah 1 kali atau 100%. Penurunan yang terjadi tersebut merupakan penurunan yang baik atau wajar karena pada tahun 2019 rasio kas lebih besar 0,75 dari standarnya.

Hal tersebut tentunya kurang baik, karena kas yang ada kurang efektif.

Contoh Perhitungan Rasio Perputaran Kas

data perhitungan rasio perputaran kas
jawaban perhitungan rasio perputaran kas

Dari hasil analisa tersebut memperlihatkan bahwa pada tahun 2019 rata – rata kas sebesar Rp. 1.154.064.184.608.

Dan untuk rasio perputaran kas pada tahun 2019 cukup baik karena hampir mendekati standar industry rasio perputaran kas yaitu sekitar 10 kali atau 1000%.

Kemudian pada tahun 2020 diketahu rata – rata kas sebesar Rp. 1.376.048.405.195. Dan untuk rasio perputaran kasnya adalah 9,13 kali.

Hasil tersebut terjadi penurunan sebesar 0,61 dibandingkan dengan tahun 2019. Penurunan tersebut kurang baik karena pada tahun 2019 angka rasio perputaran kasnya semakin menjauh dari standar yang ada.

Akhir Kata

Demikianlah pembahasan tentang Rasio Likuiditas. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kamu.

Jika ada kritik, saran, atau pertanyaan silakan sampaikan di kolom komentar. Terima kasih.

Tinggalkan komentar